Gelombang unjuk rasa besar yang terjadi di berbagai kota Indonesia pada akhir Agustus langsung mendapat perhatian dunia internasional. Berbagai media asing menyoroti demo Indonesia 2025 sebagai puncak kekecewaan politik dan ekonomi rakyat terhadap pemerintah.
Media seperti Al Jazeera, BBC, hingga Associated Press menyoroti aksi yang diikuti mahasiswa, buruh, hingga pengemudi ojek online. Isu utama mencuat dari penolakan tunjangan DPR hingga krisis kepercayaan terhadap elit politik. Bagi media asing, fenomena ini menunjukkan bagaimana masyarakat turun ke jalan ketika jalur formal tak lagi dipercaya.
Sorotan Media Asing terhadap Aksi Nasional
Al Jazeera menyebut aksi ini sebagai representasi frustrasi kolektif. Mereka menilai demo Indonesia 2025 bukan sekadar penolakan kebijakan, tetapi juga simbol kesenjangan antara rakyat dengan elit. BBC menambahkan, jalanan kini menjadi ruang politik alternatif ketika parlemen dianggap gagal menyuarakan kepentingan rakyat.
Sementara Associated Press menyoroti eskalasi yang semakin tinggi, mulai dari penggunaan water cannon, gas air mata, hingga bentrokan antara aparat dan massa. Laporan itu menekankan bahwa aksi protes terjadi hampir serentak di sejumlah kota besar, mencerminkan skala nasional yang serius.
Analisis para pengamat internasional juga menyoroti adanya titik balik politik di Indonesia. Ketidakpuasan yang meluas dinilai bisa memicu perubahan besar, baik dalam arah kebijakan maupun dalam pola hubungan antara pemerintah dan rakyat. Fenomena ini menjadi perhatian luas, sebab Indonesia dikenal sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia.
Lebih jauh, pemberitaan internasional melihat demo Indonesia 2025 sebagai tanda krisis kepercayaan yang semakin dalam. Isu kesejahteraan, biaya hidup, dan ketidakadilan sosial kian menyatu dengan sentimen politik, menciptakan gelombang protes yang sulit diredam hanya dengan pendekatan keamanan.
Baca juga : Affan Kurniawan Tewas Dilindas Rantis, Publik Murka
Penggabungan berbagai kelompok masyarakat dalam satu aksi menunjukkan luasnya spektrum kekecewaan. Mahasiswa, buruh, hingga lapisan kelas menengah turun bersama, menandakan bahwa masalah yang dihadapi bersifat menyeluruh. Media asing menyebut hal ini sebagai momentum penting yang bisa mendefinisikan ulang arah demokrasi Indonesia.
Dengan demikian, demo Indonesia 2025 bukan hanya fenomena domestik, melainkan juga menjadi isu global. Sorotan dari media internasional mempertegas bahwa apa yang terjadi di jalanan Indonesia adalah refleksi dari aspirasi rakyat yang mencari ruang baru untuk menyuarakan haknya. Aksi ini sekaligus menjadi peringatan bahwa demokrasi harus terus dirawat agar tidak kehilangan kepercayaan publik.