Ratusan sopir truk dari berbagai wilayah Jawa Timur turun ke jalan, melakukan aksi demonstrasi dengan memblokade Jalan Ahmad Yani, Surabaya. Aksi ini merupakan bentuk penolakan terhadap penerapan kebijakan Zero Over Dimension Over Load (ODOL) yang akan diberlakukan secara menyeluruh tahun ini.
Tuntutan Utama: Evaluasi Kebijakan dan Perlindungan Sopir Kecil
Para sopir yang tergabung dalam Gerakan Sopir Jawa Timur (GSJT) menyampaikan bahwa kebijakan Zero ODOL sangat memberatkan. Dalam orasinya, koordinator aksi Angga Firdiansyah menekankan perlunya:
- Revisi kebijakan Zero ODOL
- Regulasi tarif logistik yang lebih adil
- Perlindungan hukum bagi sopir truk kecil
- Evaluasi ulang UU LLAJ Pasal 277
Menurut mereka, selama sistem logistik belum diatur secara merata dan tarif angkutan belum jelas, kebijakan Zero ODOL justru akan menekan sopir truk yang hanya berusaha bertahan hidup.
Blokade Jalan dan Kemacetan Parah
Blokade dilakukan dengan memarkirkan truk di sepanjang Jalan Ahmad Yani, salah satu jalur utama Surabaya. Arus lalu lintas lumpuh total, terutama di jalur dari Waru menuju pusat kota. Meski sempat ada upaya pengalihan arus oleh petugas kepolisian, kemacetan tidak terhindarkan.
Aparat dari Polda Jatim dan Satlantas dikerahkan untuk menjaga keamanan serta meminimalisasi bentrokan. Hingga siang hari, aksi berlangsung damai meskipun terdapat ketegangan antara sopir dan pengemudi kendaraan lain yang terjebak macet.
Tidak Hanya Tentang ODOL: Masalah Tarif & Keadilan
Angga menegaskan bahwa demo ini bukan hanya menolak ODOL, tetapi juga menuntut keadilan sistemik.
“Kami tidak anti peraturan. Tapi kalau muatan dibatasi, tarif angkutan juga harus adil. Kami bukan perusahaan besar.”
Hal ini mencerminkan keresahan kolektif para sopir terhadap sistem logistik nasional yang dinilai hanya menguntungkan pemilik armada besar, sementara sopir mandiri dan usaha kecil terpukul.
Ancaman Aksi Lanjutan
Massa aksi menyatakan akan bertahan hingga tuntutan mereka didengar. Bahkan, rencana menginap di depan kantor Gubernur Jatim telah disiapkan. GSJT juga membuka kemungkinan aksi susulan di kota-kota lain jika tidak ada respons pemerintah pusat.
Demonstrasi ini adalah lanjutan dari aksi serupa yang sebelumnya terjadi di Banyuwangi, Probolinggo, dan Sidoarjo.
Pemerintah Masih Bungkam
Hingga sore hari, belum ada pernyataan resmi dari Dinas Perhubungan Jawa Timur maupun Gubernur Jatim. Situasi ini membuat para sopir merasa diabaikan dan memperkuat tekad mereka untuk terus melakukan tekanan.
Analisis: Kenapa Demo Ini Penting?
- Zero ODOL memang bertujuan baik: meningkatkan keselamatan lalu lintas.
- Tapi tanpa dukungan regulasi tarif dan kejelasan hukum, kebijakan ini justru menciptakan ketimpangan sosial.
- Sopir truk kecil tidak punya pilihan selain membawa muatan lebih demi menutupi biaya operasional.
- Aksi blokade ini menunjukkan bahwa sistem transportasi nasional perlu reformasi yang lebih inklusif.