Kebakaran Makassar Tamalate melanda lingkungan padat di Jl Teluk Bayur Dalam, Kelurahan Maccini Sombala, Sabtu malam. Api cepat merambat antarrumah papan, menghanguskan delapan unit hunian dan menimbulkan korban jiwa: seorang anak perempuan berusia 7 tahun yang terjebak di dalam rumah. Warga sempat berupaya memadamkan kobaran dengan alat seadanya sebelum puluhan personel damkar tiba di lokasi.
Dalam hitungan jam, tim gabungan berhasil mengurung titik api hingga dinyatakan padam jelang dini hari. Pemerintah kota mendata Kebakaran Makassar Tamalate membuat 12 kepala keluarga kehilangan tempat tinggal. Posko darurat, dapur umum, serta pendataan kebutuhan mendesak disiapkan. Penyebab pasti masih diselidiki; indikasi awal mengarah pada korsleting, namun kepolisian menunggu hasil olah tempat kejadian untuk memastikan.
Kronologi, Lokasi, dan Respons Damkar
Laporan kebakaran masuk sekitar pukul 23.07 WITA. Petugas pemadam tiba kurang lebih 13 menit kemudian dengan sejumlah unit armada dan 80 personel. Karakter permukiman yang rapat membuat tim memprioritaskan pemutusan rambatan api melalui penyisiran atap dan gang sempit. Sekitar pukul 01.10 WITA, api dinyatakan terkendali dan pendinginan dilanjutkan untuk mencegah bara sisa menyala kembali. Dalam situasi serba cepat, koordinasi relawan, RT/RW, dan polisi membantu membuka akses jalan bagi mobil tangki.
Kawasan Jl Teluk Bayur Dalam dikenal sebagai lingkungan padat dengan banyak rumah material kayu. Itu sebabnya Kebakaran Makassar Tamalate meningkat intensitasnya hanya dalam menit. Tim pemadam menempatkan beberapa nozzle di titik strategis—belakang rumah dan simpul gang—sementara petugas medis mengevakuasi warga rentan, termasuk lansia dan anak-anak. Setelah api padam, petugas pendataan mencatat identitas penghuni, kerusakan harta benda, dan kebutuhan mendesak. Listrik di sekitar lokasi diputus sementara untuk keamanan. Aparat mengimbau warga tidak mendekati area yang telah dipasangi garis polisi hingga proses olah TKP selesai.
Dampak Korban, Bantuan Awal, dan Investigasi
Korban jiwa adalah seorang anak perempuan yang terperangkap di salah satu rumah terdampak. Jenazah dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat; keluarga mendapatkan pendampingan psikososial. Sebanyak 12 KK kehilangan hunian—bagian dibawa ke tempat penampungan sementara, bagian menumpang di rumah kerabat. Prioritas bantuan meliputi kebutuhan dasar: selimut, pakaian layak, air bersih, popok, serta makanan siap saji. Pemerintah kota bersama lembaga kemanusiaan menyiapkan posko terintegrasi untuk penyaluran bantuan agar tepat sasaran.
Baca juga : Kebakaran Muara Baru Jakut, Dua Warga Tewas Terjebak Api
Tim identifikasi kepolisian memeriksa sisa struktur bangunan, jalur kabel, dan saklar untuk memastikan pemicu awal. Hasil pemeriksaan akan menjadi dasar edukasi warga guna mencegah terulangnya Kebakaran Makassar Tamalate. Warga diimbau melakukan pengecekan instalasi listrik, menyediakan APAR skala rumah tangga, dan menyusun rencana evakuasi keluarga. Komunitas sekitar juga diminta membuat daftar kontak darurat dan titik kumpul jika terjadi kebakaran.
Dalam beberapa hari ke depan, pemerintah setempat berencana melakukan pembersihan puing, verifikasi data kerusakan, dan skema bantuan lanjutan—mulai dari sewa hunian sementara, layanan kependudukan, hingga dukungan pendidikan untuk anak terdampak. Tragedi Kebakaran Makassar Tamalate menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan di kawasan padat penduduk dan disiplin keselamatan listrik rumah tangga.
