Stafsus Menkomdigi Aida Rezalina Meninggal Dunia di Usia 34

Stafsus Menkomdigi Aida Rezalina Meninggal Dunia di Usia 34

Kabar duka datang dari lingkungan Kementerian Komunikasi dan Digital. Aida Rezalina, Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Digital, meninggal dunia di usia muda, yakni 34 tahun. Aida menghembuskan napas terakhir pada Jumat petang, di salah satu rumah sakit swasta di kawasan Jakarta Selatan, setelah sebelumnya menjalani perawatan intensif akibat kondisi kesehatannya yang menurun.

Kepergian Aida mengejutkan banyak pihak, termasuk Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid yang dikenal memiliki hubungan dekat dengannya. Aida dikenal sebagai sosok pekerja keras, cerdas, serta memiliki dedikasi tinggi terhadap tugas-tugas yang diemban. Dalam beberapa kesempatan, Meutya Hafid sering memuji loyalitas dan kontribusi Aida dalam mendukung berbagai program strategis kementerian, khususnya di bidang transformasi digital.

Jenazah Aida disemayamkan di rumah duka di wilayah Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Rencananya, almarhumah akan dimakamkan keesokan harinya di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir. Kabar meninggalnya Aida turut menyita perhatian publik, mengingat perannya yang cukup aktif di lingkungan kementerian dan berbagai forum digital di tanah air.

Sosok Dekat Menteri Meutya Hafid dan Karier Gemilang

Aida Rezalina bukan nama asing di lingkaran Kementerian Komunikasi dan Digital. Ia dilantik sebagai Staf Khusus Menkomdigi pada awal 2025. Sebelumnya, Aida telah lama bekerja mendampingi Meutya Hafid sejak masih menjabat sebagai anggota DPRD DKI Jakarta, yang membidangi komunikasi dan digitalisasi. Hubungan profesional yang terjalin lama membuat keduanya terjalin dekat, bukan hanya sebagai atasan dan bawahan, tetapi juga sebagai rekan kerja yang saling mendukung.

Dalam berbagai kesempatan, Meutya Hafid menyebut Aida sebagai sosok yang bukan hanya andal dalam urusan birokrasi, tetapi juga sangat visioner dalam memikirkan langkah-langkah transformasi digital nasional. Aida bahkan dijuluki “chat GPT sebelum era AI” oleh Menteri Meutya Hafid, lantaran kemampuannya memberikan masukan cepat dan tepat dalam berbagai situasi mendesak.

Aida juga dikenal sebagai pribadi yang rendah hati dan penuh semangat. Latar belakang pendidikannya cukup impresif, dengan riwayat menempuh studi di luar negeri. Kariernya di pemerintahan pun terus menanjak, hingga dipercaya menduduki posisi strategis sebagai Staf Khusus Menteri, membawahi hubungan antar lembaga serta program-program digital prioritas.

Duka Mendalam dan Penghormatan Terakhir

Kepergian Aida Rezalina membawa duka mendalam, bukan hanya bagi sang Menteri, tetapi juga bagi para kolega, rekan kerja, dan kalangan profesional di bidang digital. Banyak yang mengenang sosoknya sebagai figur muda yang brilian, selalu tampil sederhana, namun memiliki pemikiran yang besar dalam memajukan ekosistem digital Indonesia.

Di media sosial, ucapan belasungkawa terus mengalir. Mereka yang mengenal Aida mengunggah foto kenangan bersama, disertai pesan-pesan yang mencerminkan kekaguman sekaligus kehilangan mendalam. Ada yang menyebutnya sebagai “pejuang digital muda” yang telah berkontribusi besar meski usianya masih terbilang muda.

Kementerian Komunikasi dan Digital juga memberikan penghormatan khusus kepada Aida. Para pejabat di lingkungan kementerian dijadwalkan hadir dalam prosesi pemakaman. Sejumlah karangan bunga memenuhi rumah duka sebagai bentuk simpati dan penghormatan terakhir.

Selain dikenal sebagai sosok yang berdedikasi tinggi, Aida semasa hidupnya juga berjuang melawan penyakit yang cukup serius. Bahkan saat menjalani perawatan medis, ia masih tetap aktif mengerjakan beberapa tugas strategis yang menjadi tanggung jawabnya. Hal ini membuat banyak pihak semakin terkesan dengan ketangguhan dan rasa tanggung jawab yang ia tunjukkan.

Kenangan dan Warisan Positif

Meski kepergian Aida Rezalina begitu mendadak, banyak pihak percaya bahwa warisan pemikiran dan kerja kerasnya akan terus hidup. Program-program strategis di bidang digital yang sempat ia tangani kini menjadi dasar penting bagi kementerian untuk melanjutkan transformasi digital nasional.

Meutya Hafid dalam pernyataan resminya mengungkapkan rasa kehilangan mendalam. Ia menyebut Aida bukan hanya staf yang cerdas, tetapi juga sahabat sekaligus keluarga yang selalu memberikan dukungan moral dan profesional di saat-saat tersulit.

Baca juga : Sekolah Swasta Gratis Jakarta Siap Uji Coba Tahun Ajaran Baru

Kepergian Aida menjadi pengingat betapa pentingnya menjaga kesehatan di tengah tuntutan pekerjaan yang tinggi. Namun lebih dari itu, Aida Rezalina juga menjadi contoh nyata bagaimana anak muda bisa memberikan kontribusi besar bagi bangsa, bahkan dari balik layar birokrasi pemerintahan.

Semangat, ide, dan dedikasi Aida akan selalu dikenang sebagai inspirasi bagi generasi muda, khususnya mereka yang ingin berkontribusi dalam membangun negeri melalui sektor digital dan komunikasi.

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *