Evakuasi Tragedi Ponpes Sidoarjo memasuki hari kedelapan dengan ritme kerja yang ditata ulang agar pencarian berlangsung aman dan efisien. Komando operasi memecah lokasi menjadi beberapa sektor, memadukan penggalian manual, sensor getaran, dan penggunaan alat berat hanya pada area yang dinyatakan stabil. Akses jalan dipisahkan untuk ambulans dan logistik, sementara posko informasi menyiarkan pembaruan berkala agar keluarga memperoleh data yang seragam dan mencegah penumpukan di pagar pembatas.
Pada fase pagi, teknisi struktur memeriksa penyangga sementara sebelum ekskavator mengangkat balok besar. Tim medis berjaga di setiap titik masuk, menyiapkan rute evakuasi bila penyintas ditemukan. Perimeter dijaga ketat untuk menghindari risiko tambahan dari kerumunan dan lalu-lintas alat. Di sela operasi, layanan psikososial mendampingi keluarga santri, sedangkan catatan lapangan dari tiap sektor dihimpun ke pusat data untuk menjaga akurasi pelaporan dan meminimalkan duplikasi kerja.
Kronologi Lapangan dan Prosedur
Sejak dini hari, tim gabungan Basarnas, BNPB, TNI, Polri, serta relawan menandai jalur aman, menutup celah berbahaya, dan memasang penyangga tambahan pada blok yang retak. Operator alat berat menunggu lampu hijau dari teknisi sebelum membongkar segmen yang berpotensi mengunci ruang di bawah puing. Protokol komunikasi radio dijalankan ketat agar pergerakan antarsektor tidak saling mengganggu. Ketika kantong jenazah diangkat, arus keluar-masuk ditahan sementara demi menjaga martabat korban dan kelancaran administrasi pencatatan.
Pada jalur kesehatan, tim DVI menyiapkan identifikasi berlapis—sidik jari, pencocokan gigi, hingga referensi DNA—serta prosedur penyerahan jenazah kepada keluarga setelah verifikasi. Dapur umum mengatur distribusi makanan berstandar higienis, sedangkan unit kebersihan membersihkan debu untuk menurunkan risiko gangguan pernapasan. Evakuasi dipandu peta stabilitas harian yang diperbarui berdasarkan temuan sensor dan laporan visual, sehingga keputusan pembongkaran berikutnya berbasis bukti dan bukan intuisi semata.
Baca juga : Tragedi Ponpes Sidoarjo Kronologi Evakuasi dan Dampak
Satgas melaporkan konsolidasi angka korban setiap jeda operasi, kemudian diselaraskan dengan catatan rumah sakit rujukan agar tidak terjadi perbedaan data antarkanal. Pengamanan lokasi diperketat dengan pagar kontrol, titik masuk terbatas, serta jalur khusus untuk keluarga yang berkepentingan. Petugas mengingatkan warga untuk tidak merekam dari jarak dekat karena dapat mengganggu kerja lapangan dan merisikokan keselamatan diri. Layanan informasi dibuka pada jam tertentu supaya petugas tetap fokus saat fase kritis pembongkaran.
Di lintasan penyelidikan, auditor teknis memetakan dugaan penyebab runtuhnya bangunan melalui dokumentasi material, foto sendi struktur, dan rekam pekerjaan tambahan lantai. Pemerintah daerah menyiapkan audit menyeluruh bagi fasilitas pendidikan serupa—termasuk verifikasi izin, metode konstruksi, dan standar keselamatan kerja—agar temuan lapangan berujung pada koreksi kebijakan, bukan sekadar laporan insiden. Rekomendasi sementara mencakup pembatasan aktivitas konstruksi saat jam padat santri, kewajiban audit struktur independen sebelum penambahan beban, serta latihan evakuasi berkala. Dengan langkah-langkah itu, diharapkan proses pencarian tuntas tanpa mengorbankan keselamatan petugas, dan pemulihan bisa dimulai dengan pijakan yang lebih kuat bagi keluarga maupun komunitas sekitar.