Format Piala U-17 resmi diperluas menjadi turnamen tahunan dengan 48 tim dan seluruh edisi 2025–2029 digelar di Qatar. FIFA menekankan pemerataan kesempatan, kalender yang stabil untuk pembinaan usia muda, serta efisiensi operasional di klaster Doha–Al Rayyan. Pada edisi 2025, struktur kompetisi memuat penyisihan 12 grup (A–L), kemudian fase gugur dimulai dari 32 besar hingga final di Khalifa International Stadium. Kebijakan ini sekaligus merespons antusiasme global selepas edisi 2023 dan mempertegas posisi Qatar sebagai tuan rumah berfasilitas lengkap.
Di sisi teknis, perubahan format memengaruhi strategi rotasi skuad, manajemen kelelahan, dan prioritas pertandingan grup. Jadwal padat 3–27 November 2025 memaksa pelatih cermat mengukur beban, apalagi mayoritas laga terpusat di area Aspire Zone dengan pemanfaatan banyak lapangan. Bagi federasi, peningkatan slot juga menuntut kesiapan logistik, termasuk analitik selisih gol dan disiplin kartu untuk berjaga pada skenario peringkat tiga terbaik yang menentukan tiket ke 32 besar.
Pembagian Grup dan Aturan Lolos 32 Besar
Penyisihan membagi 48 tim ke 12 grup berisi empat tim, bermain satu putaran. Dua tim teratas setiap grup otomatis melaju, ditambah delapan peringkat tiga terbaik untuk membentuk babak 32 besar. Skema ini memperlebar peluang, tetapi juga menghadirkan kompetisi ketat pada metrik pembeda seperti selisih gol dan produktivitas. Karena itu, Format Piala U-17 mendorong pendekatan taktik yang lebih kalkulatif sejak matchday pertama, bukan sekadar “menabung” poin di akhir fase grup.
Penjadwalan terpusat memungkinkan jeda pemulihan lebih konsisten, namun kepadatan pertandingan menuntut perencanaan nutrisi dan rehabilitasi mikro. Pelatih perlu menakar kapan harus menyerang untuk mengejar margin gol dan kapan mengunci hasil, mengingat kalkulasi peringkat tiga terbaik sangat sensitif terhadap detail. Dalam situasi ini, Format Piala U-17 memberi bobot lebih besar pada eksekusi bola mati, rotasi penjaga gawang untuk menjaga ketajaman, serta manajemen menit untuk pemain kunci agar tetap bugar menuju fase gugur.
Baca juga : Pindah Venue Piala Dunia 2026 Picu Polemik Keamanan
Turnamen dijadwalkan 3–27 November 2025 di Doha–Al Rayyan, dengan final di Khalifa International Stadium. Kompleks Aspire Zone menjadi jantung operasional berkat kedekatan lapangan, pusat latihan, dan fasilitas pemulihan. Bagi panitia, konsentrasi venue menekan beban transportasi, sementara bagi tim, adaptasi iklim dan pemilihan sesi latihan menjadi faktor penentu kualitas performa. Pada konteks siaran, padatnya jadwal membuka slot tayang merata lintas zona waktu sehingga eksposur pemain muda meningkat.
Di lapangan, Format Piala U-17 menuntut manajemen beban berbasis data—GPS, wellness report, dan evaluasi harian—karena periode kompetisi singkat menghadirkan risiko lonjakan cedera. Kekuatan bangku cadangan akan diuji, begitu pula kemampuan tim mengelola kartu dan suspensi jelang 32 besar. Di fase gugur, detail seperti ketepatan substitusi menit 60–75, rencana adu penalti, dan pengawalan bola kedua berperan besar. Dengan infrastruktur Qatar yang matang dan kalender yang pasti, federasi memiliki ruang menyiapkan program jangka menengah yang lebih presisi menuju edisi-edisi berikutnya.


