Presiden Barcelona, Joan Laporta, angkat bicara soal kontroversi yang melibatkan pesta ulang tahun ke-18 Lamine Yamal. Ia menyatakan menyesal tidak dapat hadir dalam perayaan tersebut, yang menurutnya merupakan pesta pribadi dengan nuansa elegan, menyenangkan, dan dilaksanakan dengan cara yang pantas.
Pesta ulang tahun itu digelar pada 13 Juli di kawasan Olivella, Barcelona, dan menghadirkan ratusan tamu termasuk artis muda serta influencer. Namun, perayaan ini menuai kritik karena kabarnya menghadirkan hiburan dari individu bertubuh kecil (dwarfisme), yang dinilai oleh beberapa kelompok pembela hak disabilitas sebagai bentuk eksploitasi.
Laporta menyatakan bahwa klub tidak melihat adanya pelanggaran dalam acara tersebut. Ia juga menekankan bahwa Yamal tetap profesional, kembali berlatih keesokan harinya, dan memperlihatkan sikap dewasa sebagai pesepakbola muda yang mulai memahami dampak setiap tindakannya di mata publik.
“Yamal masih muda. Ia harus belajar bahwa kini semua gerak-geriknya diperhatikan banyak orang,” ujar Laporta. Ia juga menegaskan bahwa acara itu bukan pesta klub, melainkan acara privat yang tidak melibatkan pihak manajemen.
Kontroversi di mata publik dan sikap pemerintah
Sorotan tajam datang dari organisasi pembela hak disabilitas di Spanyol, yang menyayangkan pemakaian dwarfisme sebagai bagian dari hiburan. Kelompok seperti ADEE mendesak adanya investigasi hukum terhadap pihak penyelenggara. Menurut mereka, tindakan tersebut melanggar prinsip perlindungan martabat penyandang disabilitas.
Namun, tanggapan berbeda datang dari sejumlah pihak yang turut hadir dalam pesta. Seorang penghibur menyatakan bahwa dirinya bekerja secara profesional dan tidak merasa direndahkan. “Kami hadir sebagai artis. Tidak ada unsur lelucon atau penghinaan,” tegasnya.
Natalia Beciu, penyelenggara pesta yang juga dikenal sebagai influencer, membantah keras rumor-rumor negatif yang beredar. Ia menyebut bahwa acara diikuti oleh sekitar 200 tamu dan semua yang hadir—termasuk para penghibur—merasa puas serta dihargai.
Di sisi lain, Kementerian Hak Sosial Spanyol telah meminta adanya peninjauan hukum untuk memastikan apakah terjadi pelanggaran terhadap hukum disabilitas. Namun, Presiden Dewan Olahraga Nasional menyarankan agar publik tidak membesar-besarkan kasus ini dan menilainya secara proporsional.
Hingga kini, tidak ada sanksi yang dijatuhkan kepada Yamal maupun panitia penyelenggara. Meski begitu, kasus ini menjadi pelajaran penting tentang bagaimana kehidupan pribadi pemain muda seperti Yamal dapat berubah menjadi konsumsi publik yang sensitif.