Ahli Forensik Bahas Dugaan Manipulasi Tes DNA

Ahli Forensik Bahas Dugaan Manipulasi Tes DNA

Kasus antara Ridwan Kamil dan Lisa Mariana kembali menjadi sorotan publik setelah muncul dugaan manipulasi tes DNA dalam pemeriksaan forensik. Sejumlah pihak mempertanyakan apakah hasil laboratorium dapat diubah atau dimanipulasi, mengingat tes DNA kerap menjadi bukti krusial dalam proses hukum.

Menurut ahli forensik Dr. Ade Firmansyah Sugiharto, secara teori memang ada kemungkinan manipulasi tes DNA, namun hal itu sangat sulit dilakukan pada laboratorium dengan standar internasional. Ia menegaskan bahwa laboratorium berakreditasi ISO 17025 menerapkan kontrol ketat sejak pengambilan sampel hingga analisis akhir, sehingga hasil tetap bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Ahli menambahkan bahwa publik sebaiknya memahami konteks ilmiah ini, sebab isu dugaan manipulasi dapat menimbulkan kebingungan di tengah masyarakat yang sedang menunggu kejelasan kasus hukum.

Prosedur Laboratorium Menjamin Keabsahan Hasil

Dalam praktik forensik, laboratorium tidak hanya memeriksa satu atau dua titik DNA, melainkan hingga 23–26 lokus. Hal ini membuat akurasi hasil sangat tinggi, sehingga dugaan manipulasi tes DNA menjadi sulit terbukti tanpa ada pelanggaran prosedur serius.

Dr. Ade juga menjelaskan bahwa setiap laboratorium resmi wajib memiliki dokumentasi lengkap, mulai dari rantai pengambilan sampel, penyimpanan, hingga pemeriksaan. Prosedur ini dirancang agar tidak ada celah intervensi pihak luar. Dengan demikian, kemungkinan manipulasi hanya dapat terjadi jika seluruh sistem pengawasan dilanggar.

Ia menegaskan, masyarakat bisa percaya pada hasil pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium terakreditasi, karena mekanisme validasi sangat ketat. Tes DNA yang sah bukan hanya soal hasil angka, tetapi juga kepatuhan terhadap prosedur ilmiah yang berlaku internasional.

Meski sistem laboratorium sudah kuat, Dr. Ade tidak menutup kemungkinan adanya celah manipulasi pada tahap awal, seperti pengambilan atau pengiriman sampel. Jika sampel tidak steril atau terjadi kesalahan dalam penyimpanan, hasil tes DNA bisa terpengaruh. Namun, hal ini berbeda dengan manipulasi tes DNA yang disengaja, karena faktor kelalaian lebih bersifat teknis.

Baca juga : Ridwan Kamil DNA dan Ketidakhadiran di Pengumuman

Oleh karena itu, ahli menekankan pentingnya keterlibatan pihak berwenang dalam setiap tahap pemeriksaan. Polisi, jaksa, dan pihak keluarga harus mengawasi agar prosedur berjalan sesuai aturan. Transparansi publik juga dinilai penting untuk meredam spekulasi.

Kasus RK dan Lisa Mariana pun menjadi contoh bagaimana isu manipulasi tes DNA bisa menimbulkan perdebatan luas. Pada akhirnya, masyarakat diingatkan untuk menunggu hasil resmi dari lembaga berwenang, karena keabsahan hasil tes DNA hanya bisa diukur melalui standar ilmiah yang jelas.

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *