Aksi Bela Palestina mewarnai Hari Bebas Kendaraan Bermotor di koridor Sudirman–Thamrin, Jakarta, Minggu pagi. Massa yang tergabung dalam jejaring solidaritas membawa poster, spanduk, dan bendera; mereka menyuarakan dukungan pada pengakuan negara Palestina dan penghentian kekerasan di Gaza. Iring-iringan berlangsung damai dengan orasi singkat, pembagian selebaran, serta ajakan kepada pejalan kaki untuk menandatangani petisi daring.
Di sekitar Bundaran HI, pengunjung CFD berhenti sejenak mengabadikan momen, sementara koordinator lapangan mengatur barisan agar tidak mengganggu arus warga yang berolahraga. Petugas keamanan kawasan berkoordinasi untuk membuka–tutup sebagian ruang di tepi jalur. Penyelenggara menekankan aksi tanpa provokasi, fokus pada edukasi publik, dan mengundang dukungan lintas komunitas. Liputan foto dari media menunjukkan suasana tertib dan terkendali dengan latar ikon Jakarta yang menjadi titik kumpul warga.
Kronologi, Tuntutan, dan Dinamika Lapangan
Aksi dimulai sejak pagi dengan titik temu di kawasan Bundaran HI. Peserta mengenakan atribut bernuansa hijau–merah–hitam dan membentangkan pesan solidaritas. Koordinator mengarahkan orasi tentang pentingnya jalur politik dan kemanusiaan, diselingi doa bersama. Sejumlah relawan mengedukasi publik tentang perkembangan diplomatik jelang Sidang Umum PBB serta peran Indonesia di forum internasional. Dalam durasi tertentu, massa bergerak pendek mengikuti ritme CFD dan kembali ke titik kumpul untuk penutupan.
Di sisi substansi, tuntutan utama menyoroti dukungan pengakuan negara Palestina, penghentian serangan terhadap warga sipil, dan perluasan akses bantuan. Panitia mengimbau peserta menjaga kebersihan, menghindari ujaran kebencian, dan mematuhi arahan petugas. Karena area merupakan ruang bersama, pengeras suara dijaga pada level wajar agar aktivitas olahraga warga tetap nyaman. Dokumentasi visual memperlihatkan spanduk bertema kemanusiaan dan barisan rapi. Kehadiran Aksi Bela Palestina juga menarik perhatian pejalan kaki muda yang mengunggah momen ke media sosial, memperluas jangkauan pesan tanpa mengganggu alur CFD. Setelah agenda inti selesai, koordinator membubarkan massa secara bertahap guna mencegah penumpukan di persimpangan.
Baca juga : Teguran Busana Parlemen Picu Perdebatan di Belanda
Selama penyelenggaraan, arus lalu lintas tidak terdampak signifikan karena berlangsung di koridor bebas kendaraan. Petugas ketertiban, dishub, dan unsur kepolisian terlihat berjaga di titik-titik akses menuju Bundaran HI. Mereka mengimbau peserta menjaga jarak aman dari jalur pengguna sepeda dan pejalan kaki. Penyelenggara berkoordinasi untuk menyediakan kantong sampah, mengakhiri orasi tepat waktu, serta memastikan area kembali bersih setelah kegiatan.
Secara politik, aksi ini dibaca sebagai cermin opini publik di ibu kota jelang manuver diplomatik sejumlah negara Barat terkait pengakuan Palestina. Penyelenggara menekankan bahwa ekspresi solidaritas bertujuan memperkuat jalur kemanusiaan dan proses politik yang damai. Bagi warga, momen ini menjadi ruang partisipasi tanpa harus meninggalkan kebiasaan CFD. Media menyoroti unsur visual yang kuat—spanduk, kostum, dan latar ikon kota—sehingga pesan mudah tersebar. Dalam kacamata advokasi, Aksi Bela Palestina dianggap efektif ketika tertib, faktual, dan konsisten mengarahkan dukungan pada langkah diplomasi. Penutup acara kembali menggarisbawahi etika ruang publik dan ajakan berderma melalui kanal resmi agar bantuan tepat sasaran. Dengan disiplin pelaksanaan, Aksi Bela Palestina menutup rangkaian kampanye pagi dengan kesan damai.