Burnout Autopsi Psikologis Diplomat Kemlu Jadi Sorotan

Burnout Autopsi Psikologis Diplomat Kemlu Jadi Sorotan

Kasus meninggalnya diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Arya Daru Pangayunan, terus menjadi perhatian publik setelah hasil burnout autopsi psikologis diplomat Kemlu dirilis. Hasil tersebut menunjukkan bahwa almarhum mengalami tekanan mental berat atau burnout sebelum meninggal dunia. Temuan ini memunculkan diskusi luas soal pentingnya dukungan kesehatan mental di lingkungan kerja, khususnya di institusi pemerintahan.

Arya ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa di sebuah kamar kos di Jakarta pada awal Juli 2025. Berdasarkan keterangan polisi dan forensik, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan fisik maupun zat berbahaya di tubuh korban. Namun yang menarik perhatian adalah permintaan pihak keluarga untuk dilakukan autopsi psikologis—metode forensik yang menelusuri kondisi mental seseorang sebelum kematian.

Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia (Apsifor) yang melakukan pemeriksaan menyatakan bahwa Arya sempat mengalami kelelahan psikologis ekstrem. Ia tercatat sempat berkonsultasi untuk mendapat bantuan profesional sebelum akhirnya ditemukan meninggal. Hasil autopsi psikologis menyimpulkan bahwa beban kerja yang tinggi dan tekanan psikososial menjadi faktor signifikan dalam kasus ini.

Hasil Investigasi Forensik dan Polisi

Pihak kepolisian melalui Polda Metro Jaya juga menyampaikan hasil penyelidikan awal. Berdasarkan hasil pemeriksaan digital forensik, barang-barang milik korban, serta wawancara dengan saksi dari kalangan teman dan rekan kerja, polisi tidak menemukan indikasi tindak kriminal. Lakban yang ditemukan di lokasi juga diyakini digunakan oleh korban sendiri dalam kondisi tekanan mental berat.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, menjelaskan bahwa kesimpulan sementara dari pihak berwenang adalah korban meninggal karena bunuh diri. Meski begitu, pihaknya masih melanjutkan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi tambahan dan mengolah data forensik digital lainnya sebagai langkah pendukung agar penyelidikan bersifat komprehensif.

Adapun pihak Kemlu telah menyampaikan belasungkawa kepada keluarga dan menegaskan bahwa Arya adalah sosok diplomat muda yang berdedikasi tinggi. Pihak kementerian menyatakan akan mendukung sepenuhnya proses penyelidikan serta mengevaluasi sistem kerja internal agar tragedi serupa tidak terulang.

Temuan dari burnout autopsi psikologis diplomat Kemlu menjadi alarm keras mengenai pentingnya perhatian terhadap kesehatan mental di dunia kerja, terutama pada lingkungan dengan tekanan tinggi seperti diplomat, aparat negara, maupun tenaga kesehatan. Apsifor menegaskan bahwa burnout adalah kondisi serius yang tidak boleh dianggap sepele, apalagi jika sudah sampai tahap mengganggu fungsi harian.

Baca juga : Analisis Kriminologi Kasus Kematian Diplomat Kemlu Arya

Para ahli menyarankan agar setiap institusi pemerintahan menyediakan akses psikolog profesional dan mendirikan pusat konseling internal sebagai bagian dari sistem perlindungan pegawai. Ketersediaan ruang aman untuk mencurahkan tekanan kerja sangat penting untuk mencegah krisis mental yang berujung pada tragedi.

Penting pula bagi masyarakat untuk menghapus stigma negatif terhadap orang yang mengalami gangguan psikologis. Banyak korban memilih diam karena takut dianggap lemah atau tidak profesional. Padahal, justru tindakan mencari bantuan adalah bentuk keberanian dan kesadaran diri yang patut diapresiasi.

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *