Kabar baik datang dari perekonomian nasional, di mana fundamental ekonomi Indonesia menunjukkan ketahanan yang solid di tengah dinamika global dan tekanan politik dalam negeri. Pemerintah menegaskan bahwa pertumbuhan tetap terjaga pada kuartal II 2025, yakni sebesar 5,12 persen secara tahunan, sedangkan pertumbuhan semester pertama mencapai 4,99 persen.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menuturkan, pencapaian ini memperlihatkan bahwa perekonomian Indonesia berada di jalur yang sehat. Meskipun ada tantangan berupa gejolak sosial dan ketidakpastian global, indikator utama seperti inflasi, nilai tukar rupiah, dan pasar modal tetap stabil. Hal ini menandakan bahwa fundamental ekonomi Indonesia memiliki daya tahan tinggi dan tetap mampu mendukung aktivitas bisnis serta investasi ke depan.
Indikator Utama Perkuat Kepercayaan Publik
Sejumlah indikator makroekonomi mendukung klaim pemerintah mengenai kuatnya fundamental ekonomi Indonesia. Pertama, inflasi hingga Juli 2025 tercatat di level 2,37 persen, angka yang tergolong terkendali dan sesuai target. Kedua, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS stabil di kisaran Rp16.490, menunjukkan bahwa pasar valuta asing masih terjaga dengan baik.
Pasar modal juga memberikan sinyal positif. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di atas 8.000 sebelum terkoreksi ke level 7.830–7.950 akibat gejolak demonstrasi. Meski demikian, tren IHSG tetap memperlihatkan penguatan fundamental dan optimisme investor. Selain itu, Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur kembali berada di zona ekspansif sebesar 51,5 persen, menandakan sektor industri nasional mulai bergeliat setelah periode tekanan global.
Kinerja neraca perdagangan juga patut diapresiasi. Indonesia masih mencatat surplus yang konsisten, memperlihatkan daya saing ekspor tetap kuat meski harga komoditas fluktuatif. Kombinasi ini memperlihatkan pondasi ekonomi yang solid dan memberi harapan bahwa pertumbuhan bisa terus terjaga hingga akhir tahun.
Meski fundamental ekonomi Indonesia menunjukkan stabilitas, sejumlah tantangan tetap harus diantisipasi. Gejolak politik dan demonstrasi dalam negeri bisa memengaruhi sentimen pasar dalam jangka pendek. Namun pemerintah optimis dampaknya terbatas, karena indikator ekonomi tetap kuat.
Baca juga : Ekonomi Indonesia Tumbuh Stabil di Kuartal II 2025
Di sisi lain, investasi menunjukkan tren positif. Impor barang modal pada kuartal II 2025 tumbuh hingga 32,5 persen, menjadi sinyal ekspansi sektor industri. Industri pengolahan juga mencatat pertumbuhan 5,08 persen secara tahunan, memperlihatkan adanya peningkatan kapasitas produksi. Faktor ini akan mendukung pertumbuhan di kuartal III dan IV tahun ini.
Ke depan, pemerintah berkomitmen menjaga stabilitas dengan memperkuat koordinasi fiskal dan moneter, menjaga daya beli masyarakat, serta mendorong ekspor bernilai tambah. Dengan langkah strategis tersebut, fundamental ekonomi Indonesia diharapkan tetap solid dan mampu menghadapi ketidakpastian global yang masih berlanjut.