Written by 1:21 am HotgetNews Views: 1

Gembok Museum Keraton Picu Polemik Di Keraton Solo

Gembok Museum Keraton Picu Polemik Di Keraton Solo

Gembok Museum Keraton di Keraton Kasunanan Surakarta disorot setelah sejumlah akses pintu dilaporkan diganti pada Sabtu sore. Pergantian itu terjadi ketika tim konservasi BPK Wilayah X Jawa Tengah masih bekerja di area museum. Situasi memicu beda klaim, ada yang menyebut pekerja diminta keluar mendadak, kubu lain menyebut penertiban kunci. Kejadian ini berlangsung di kompleks keraton menjelang malam saat kunjungan relatif makin sepi.

Pihak yang keberatan menilai penggantian gembok bisa mengganggu perawatan koleksi dan jadwal konservasi. Mereka menyebut peralatan kerja tertinggal di dalam sehingga perlu koordinasi cepat untuk pengamanan. Pihak pengelola yang mengganti kunci menyatakan langkah itu agar akses kembali sesuai mekanisme internal. Kedua pihak diminta memperjelas prosedur kerja bersama.

Pemerintah daerah dan aparat setempat diharapkan memfasilitasi komunikasi agar pekerjaan pelestarian tetap berjalan. Sejumlah pihak mendorong prosedur tertulis soal pemegang kunci, jam kerja, dan akses tim teknis. Polemik Gembok Museum Keraton menyorot rapuhnya tata kelola warisan budaya saat otoritas saling bersinggungan.

Tim Konservasi Mengaku Diminta Keluar Saat Bekerja

Keterangan yang beredar menyebut tim konservasi sedang menjalankan program perawatan dan revitalisasi pada ruang museum ketika pergantian kunci terjadi. Beberapa pekerja mengaku diminta keluar secara cepat oleh orang yang tidak mereka kenal, sehingga proses pengamanan alat dan dokumen kerja tidak sempat dilakukan dengan tertib. Mereka menilai perubahan akses harusnya melalui pemberitahuan resmi agar pekerjaan yang sedang berlangsung bisa ditutup sesuai standar keselamatan koleksi.

Pihak yang menyoroti peristiwa itu menyayangkan langkah penutupan pintu karena museum dianggap bagian vital dari edukasi publik dan konservasi cagar budaya. Mereka menilai, jika akses terputus, penataan koleksi, pencatatan kondisi, serta perbaikan minor dapat tertunda dan berisiko menambah beban kerja pada hari berikutnya. Dalam konteks ini, Gembok Museum Keraton dinilai bukan sekadar urusan kunci, tetapi menyangkut kelancaran program pelestarian yang melibatkan tenaga ahli.

Tim pelaksana konservasi juga menekankan pentingnya memastikan barang dan peralatan tidak tertahan di ruang terkunci terlalu lama. Koordinasi lintas pihak dibutuhkan agar akses bisa dibuka kembali pada jam kerja berikutnya, sekaligus memastikan tidak ada aset museum yang rusak atau hilang. Mereka menyatakan siap melanjutkan pekerjaan dengan syarat ada jalur komunikasi yang jelas, termasuk penanggung jawab lapangan yang dapat dihubungi bila ada perubahan akses. Mereka juga meminta pendampingan agar pembukaan pintu tercatat dan disaksikan resmi.

Dari sisi kubu pengelola yang mengganti kunci, alasan utama yang disampaikan adalah penataan ulang mekanisme pemegang kunci pintu di lingkungan keraton. Mereka menyebut ada permintaan penyerahan kunci yang tidak dipenuhi, sehingga dilakukan penggantian gembok pada beberapa titik, termasuk menuju area museum. Pihak ini membantah adanya pengusiran dan menyatakan pekerja dapat kembali bekerja dengan koordinasi sesuai prosedur. Mereka menyebut pergantian dilakukan di sejumlah pintu, bukan hanya satu titik, agar tidak memicu salah paham lapangan lagi.

Baca juga : Guru Madrasah Didenda Rp25 Juta Usai Tampar Murid di Demak

Pernyataan tersebut menempatkan persoalan sebagai konflik administrasi akses, bukan penghentian konservasi. Mereka menilai pengaturan kunci diperlukan agar keamanan area terjaga, terutama pada lokasi yang menyimpan benda bersejarah dan memiliki arus keluar masuk petugas. Dalam versi ini, Gembok Museum Keraton diposisikan sebagai langkah pengamanan, sekaligus upaya memastikan akses pintu tercatat dan tidak berpindah tangan tanpa kontrol. Koordinasi dengan tim konservasi, menurut mereka, cukup untuk memastikan jadwal kerja tidak terputus.

Sejumlah pemerhati budaya menilai jalan tengah perlu segera dicari agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan dan kegiatan pelestarian tidak terhenti. Mekanisme yang disarankan meliputi pencatatan pemegang kunci, jadwal akses berbasis surat tugas, serta pendampingan petugas keamanan saat tim konservasi bekerja. Jika kesepakatan tercapai, Gembok Museum Keraton dapat menjadi momentum memperkuat tata kelola museum, bukan memicu ketegangan berkepanjangan.

Close