Gempa Nabire Papua bermagnitudo 6,6 mengguncang Papua Tengah pada Jumat dini hari. BMKG melaporkan episentrum berada di darat pada kedalaman dangkal sehingga guncangan terasa kuat di Nabire dan wilayah sekitar. Laporan awal menyebut satu jembatan amblas, kaca Terminal Bandara Nabire pecah, serta plafon kantor bupati dan satu rumah ibadah mengalami kerusakan. Tidak ada peringatan tsunami, namun beberapa kali susulan dirasakan warga. Upaya pemulihan darurat langsung dilakukan agar layanan publik tetap berjalan.
Di lapangan, petugas gabungan memeriksa struktur bangunan, menutup akses berisiko, dan mengevakuasi warga dari gedung yang retak. Operator bandara mensterilkan area kaca pecah agar keselamatan pengguna terjaga. Pemerintah daerah membuka posko informasi, sementara jaringan listrik dan telekomunikasi dipulihkan bertahap. Hingga siang hari, laporan korban jiwa belum diterima, namun pendataan kerusakan rumah serta fasilitas umum masih berlangsung.
Kronologi, Dampak, dan Kondisi Terkini
Guncangan terjadi pukul 01.19 WIB dan dirasakan setara skala V MMI di Nabire serta IV–V di Wasior. Di beberapa titik, warga berhamburan ke area terbuka karena perabot bergeser dan plafon runtuh sebagian. Jembatan penghubung antarkelurahan dilaporkan putus, mengganggu mobilitas logistik. Di bandara, pecahan kaca terminal dibersihkan, sementara inspeksi struktural menyeluruh dilakukan sebelum layanan penuh dipulihkan. Kantor bupati menutup sebagian ruang kerja untuk pemeriksaan keselamatan, dan sekolah diminta menunda kegiatan di bangunan yang retak.
BNPB mengirim tim reaksi cepat untuk asesmen visual, validasi laporan kerusakan, dan pendampingan pemulihan. Dinas PUPR fokus pada audit jembatan serta pemeriksaan fondasi bangunan vital. Dinas sosial menyiapkan tenda, selimut, dan kebutuhan logistik dasar bagi warga yang memilih bertahan di luar rumah. Di sisi kesehatan, puskesmas menambah tenaga untuk menangani luka ringan akibat tertimpa benda. Informasi resmi disalurkan berkala agar publik tidak terpapar rumor yang berpotensi memicu kepanikan.
Baca juga : Imbauan WNI Setelah Jepang Peringatan Tsunami Besar
Pemerintah daerah menetapkan status tanggap darurat terbatas agar proses pengadaan cepat berjalan legal dan terukur. Prioritas diarahkan pada pembukaan jalur alternatif menyusul kerusakan jembatan, pengujian keselamatan bangunan publik, dan pemulihan layanan bandara. Otoritas menekankan koordinasi lintas instansi—dari BMKG, BNPB, Kementerian PUPR, hingga operator utilitas—untuk mempercepat perbaikan. Pada saat yang sama, tim teknis menyiapkan rencana rehabilitasi permanen terhadap struktur yang terdampak menengah hingga berat.
Warga diimbau menjauhi bangunan retak, mematikan aliran listrik bila melihat kabel terkelupas, dan tidak menyebarkan informasi tanpa rujukan resmi. Siapkan tas siaga berisi dokumen penting, obat, senter, air minum, serta peluit. Kenali jalur evakuasi terdekat dan titik kumpul keluarga, lalu pantau peringatan gempa susulan melalui kanal pemerintah. Dengan disiplin mitigasi dan komunikasi yang jelas, pemulihan ekonomi lokal diharapkan berlangsung cepat, sekaligus menjadi pengingat pentingnya pembangunan tahan gempa di kawasan rawan seperti yang terdampak Gempa Nabire Papua.