Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka kembali mencuri perhatian publik melalui gestur hangat ketika Gibran antar undangan HUT langsung ke rumah mantan Wakil Presiden Try Sutrisno pada 13 Agustus lalu. Aksi ini menjadi sorotan lantaran dilakukan di tengah naik tensi politik jelang peringatan HUT Kemerdekaan RI.
Momen tersebut dianggap simbol rekonsiliasi: bukan hanya soal undangan resmi, tetapi juga pengakuan terhadap figur senior yang memiliki jasa besar bagi bangsa. Foto Gibran antar undangan HUT langsung ke Try Sutrisno kemudian viral di media sosial dan menjadi pembicaraan luas, terutama menyusul pernyataan kelompok purnawirawan yang sebelumnya mencuatkan isu pemakzulan terhadap dirinya.
Gestur sopan ini memberi sinyal kuat bahwa pendekatan personal bisa mendinginkan suhu politik yang sempat memanas.
Kesan dan Makna Politik Lintas Generasi
Aksi Gibran antar undangan HUT dirasakan sangat bermakna. Di tengah derasnya arus politik polarising, sosok muda menempuh langkah sederhana tetapi bermakna. Masyarakat menilai langkah ini sebagai bukti bahwa nilai budaya seperti hormat dan tradisi saling bertegur-sapa tetap relevan di dunia politik modern.
Gestur ini juga jadi pengingat bahwa ketinggian posisi politik bukan untuk mengabaikan norma kesopanan. Banyak netizen memuji Gibran sebagai pemimpin yang menghargai senior, menambah lapisan positif di citra publiknya.
Selain itu, momen di mana Gibran antar undangan HUT menjadi bahan diskusi politis, dianggap momen penting untuk menyejukkan atmosfer menjelang rangkaian peringatan HUT Agustus yang lebih ramai.
Baca juga : Gibran Siap Ditugaskan Presiden ke Papua atau IKN Nusantara
Dengan Gibran antar undangan HUT kepada figur seperti Try Sutrisno, muncul harapan bahwa momentum ini diikuti tindak lanjut nyata: seperti dialog lintas kubu atau format silaturahmi terbuka yang mengedepankan kestabilan politik.
Sejumlah pengamat menyebut, momen ini ideal untuk membuka kembali jalur komunikasi yang mungkin sempat tertutup oleh ketegangan, sekaligus memupuk iklim politik yang lebih inklusif.
Bila momentum ini direspons positif oleh semua pihak, potensi rekonsiliasi dan situasi politik lebih kondusif pasca HUT RI terbuka lebar.