Hulk Hogan Meninggal karena Henti Jantung Mendadak

Hulk Hogan Meninggal karena Henti Jantung Mendadak

Kabar duka menyelimuti dunia gulat profesional setelah legenda WWE, Hulk Hogan, dinyatakan meninggal dunia pada usia 71 tahun. Ia mengembuskan napas terakhir di kediamannya di Clearwater, Florida, Amerika Serikat, pada 24 Juli 2025, setelah mengalami henti jantung mendadak. Hogan sempat dilarikan ke Morton Plant Hospital, namun sayangnya nyawanya tidak tertolong.

Henti jantung merupakan kondisi ketika jantung secara tiba-tiba berhenti berdetak. Saat hal ini terjadi, suplai darah ke otak dan organ vital lainnya terputus total. Tanpa tindakan darurat seperti CPR (resusitasi jantung paru) atau alat kejut jantung (AED), korban bisa meninggal hanya dalam hitungan menit.

Kematian Hulk Hogan karena henti jantung mendadak mengejutkan banyak pihak, terutama karena sebelumnya ia masih aktif menghadiri acara publik. Namun, laporan medis mengungkapkan bahwa Hogan telah menjalani beberapa operasi besar pada bagian punggung serta memiliki riwayat penyakit jantung.

Berita meninggalnya Hulk Hogan menyoroti pentingnya pengetahuan masyarakat tentang perbedaan antara henti jantung dan serangan jantung, dua kondisi yang kerap disalahartikan karena sama-sama menyerang organ vital tubuh.

Perbedaan henti jantung dan serangan jantung

Meskipun terdengar mirip, henti jantung dan serangan jantung adalah dua kondisi yang sangat berbeda baik dari segi penyebab maupun penanganan medisnya.

Henti jantung (cardiac arrest) adalah gangguan fungsi listrik jantung yang membuat organ vital ini berhenti berdetak secara tiba-tiba. Dalam banyak kasus, penderita langsung kehilangan kesadaran, berhenti bernapas, dan tidak merespons. Ini merupakan kondisi gawat darurat medis yang membutuhkan penanganan dalam hitungan detik.

Sementara itu, serangan jantung (heart attack) terjadi karena penyumbatan aliran darah ke otot jantung akibat plak atau bekuan darah di pembuluh koroner. Gejalanya muncul bertahap, seperti nyeri dada, sesak napas, dan mual. Serangan jantung dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang pada jaringan jantung jika tidak ditangani dengan cepat, namun tidak selalu menyebabkan jantung berhenti berdetak secara langsung.

Kondisi henti jantung bisa dipicu oleh serangan jantung berat, tetapi tidak semua serangan jantung akan berujung pada henti jantung. Itulah mengapa penting untuk memahami perbedaannya agar bisa memberikan pertolongan pertama yang tepat saat menghadapi situasi darurat.

Baca juga: Trump Klaim Rudal Patriot Jerman Telah Dikirim ke Ukraina

Dalam kasus Hulk Hogan, laporan menyebutkan bahwa beliau sempat menunjukkan gejala nyeri dan kelelahan setelah beraktivitas. Namun, ia tidak mengeluhkan masalah serius hingga akhirnya kolaps secara tiba-tiba. Tim medis yang datang ke lokasi sudah tidak dapat menyelamatkan nyawanya meski telah dilakukan penanganan darurat.

Kematian mendadak akibat henti jantung seperti yang dialami Hogan menjadi pengingat bahwa deteksi dini dan respons cepat sangat menentukan keselamatan jiwa. Memiliki alat AED di rumah atau tempat umum, serta keterampilan dasar CPR, bisa menjadi penyelamat dalam situasi semacam ini.

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *