Written by 1:32 pm HotgetNews Views: 3

Jumenengan Pakubuwono XIV Gusti Purbaya Dilantik

Jumenengan Pakubuwono XIV Gusti Purbaya Dilantik

Jumenengan Pakubuwono XIV akan digelar di Keraton Surakarta pada Sabtu, 15 November 2025 pukul 08.00 WIB, menandai pelantikan Gusti Purbaya sebagai raja. Jadwal ini dikonfirmasi panitia melalui GKR Timoer, seiring persiapan prosesi adat yang melibatkan abdi dalem dan tamu undangan terbatas. Pemerintah daerah, kerabat, dan masyarakat diminta menjaga ketertiban agar upacara berjalan khidmat sesuai paugeran.

Pengangkatan ini menyusul wafatnya PB XIII pada awal November serta masa duka yang mengiringinya. Sebagai putra mahkota yang telah berikrar, Gusti Purbaya diharapkan membawa rekonsiliasi dan stabilitas di internal keraton. Melalui Jumenengan Pakubuwono XIV, Keraton Surakarta menegaskan kesinambungan tradisi seraya menyelaraskan tata upacara dengan kebutuhan publik dan keamanan modern.

Prosesi, Rute, dan Pengaturan Tamu

Panitia menyiapkan urutan upacara dari kirab internal, sembah bekti, hingga penetapan gelar raja di dalam kompleks istana. Area sekitar alun-alun dan gapura utama akan mendapat pengaturan lalu lintas agar tamu undangan tiba tepat waktu dan warga tetap mendapat akses informasi. Dalam konteks ini, Jumenengan Pakubuwono XIV menjadi pusat perhatian Solo, sementara Keraton Surakarta mengimbau ketenangan dan kepatuhan pada arahan petugas.

GKR Timoer menjelaskan undangan resmi berkop keraton telah beredar sebagai pedoman kehadiran. Pengamanan terpadu akan melibatkan unsur pemerintah daerah, TNI/Polri, serta pengendalian kerumunan berbasis jalur masuk dan keluar. Koordinasi posko informasi, kesehatan, dan dokumentasi dilakukan untuk menjaga marwah acara, termasuk saat Jumenengan Pakubuwono XIV diumumkan di hadapan keluarga trah, abdi dalem, dan tamu kehormatan.

Baca juga : Profil Gusti Purbaya Putra Mahkota PB XIV

Bagi masyarakat Solo, suksesi ini merupakan momentum pemulihan pascawafat PB XIII sekaligus harapan baru bagi pembenahan tata kelola keraton. Figur Gusti Purbaya dipandang mampu merawat warisan budaya, memperkuat pendidikan adat, dan membuka kanal dialog dengan pemangku kepentingan. Di tataran simbolik, Jumenengan Pakubuwono XIV menegaskan kesinambungan legitimasi dan mengukuhkan keraton sebagai rujukan nilai Jawa.

Ke depan, kolaborasi keraton dengan pemerintah kota dan komunitas budaya menjadi kunci agar agenda pelestarian berjalan terukur. Program pameran naskah, revitalisasi situs, dan kalender budaya dapat memperluas partisipasi publik tanpa menghilangkan kekhidmatan ritual. Dengan titik tolak di Keraton Surakarta dan kepemimpinan Gusti Purbaya, Jumenengan Pakubuwono XIV diharap menjadi fondasi konsolidasi tradisi dan pelayanan budaya yang lebih inklusif.

Close