Polisi setempat terus bekerja mengungkap kasus pembunuhan Koltim yang memicu duka dan kemarahan warga. Aparat menegaskan penyelidikan dilakukan hati-hati, berpegang pada bukti forensik dan keterangan saksi guna memastikan konstruksi perkara kuat saat dibawa ke pengadilan. Fokus awal diarahkan pada rekam jejak pelaku, relasi dengan korban, serta barang bukti yang telah diamankan dari lokasi kejadian.
Di sisi lain, pemerintah daerah bersama lembaga perlindungan anak menekankan dukungan psikologis untuk keluarga. Layanan konseling dibuka, sementara aparat berjanji memberikan informasi resmi secara berkala agar publik tidak terseret kabar yang belum terverifikasi. Prinsip praduga tak bersalah tetap dijaga, seraya memastikan keselamatan warga dan mencegah aksi balasan yang dapat memperkeruh suasana.
Kronologi Awal & Arah Penyidikan
Berdasarkan keterangan awal penyidik, peristiwa terjadi saat korban hendak beraktivitas rutin lalu berpapasan dengan terduga pelaku. Setelah menerima laporan masyarakat, tim gabungan bergerak cepat mengamankan lokasi, mensterilkan TKP, serta mengumpulkan jejak digital dan fisik. Langkah ini penting untuk membaca pola pergerakan pelaku dan mencari kemungkinan saksi lain di sekitar tempat kejadian.
Arah penyidikan kini meliputi pendalaman motif, riwayat hubungan pelaku–korban, dan kemungkinan perencanaan. Penyidik menguji ulang kesesuaian keterangan saksi dengan temuan forensik, seperti waktu kejadian dan rute pelarian. Pendekatan ilmiah ini diharapkan menjawab pertanyaan publik tanpa spekulasi. Di lapangan, kepolisian berkoordinasi dengan tokoh masyarakat agar informasi resmi tersampaikan dengan utuh, sehingga perhatian publik kembali pada proses hukum—bukan pada rumor yang bisa mengaburkan fakta dalam penanganan kasus pembunuhan Koltim.
Baca juga : Dea Purwakarta dan Tragedi Pembunuhan Tragis ART
Selain mengejar bukti, aparat menata strategi pemulihan sosial. Sekolah, rumah ibadah, dan pusat layanan kesehatan digandeng untuk memberikan literasi keamanan kepada orang tua dan anak, termasuk penguatan jalur pulang-pergi yang lebih aman, pendampingan saat kegiatan malam, serta pelaporan cepat jika melihat situasi mencurigakan. Pemerintah daerah menyiapkan posko aduan dan hotline krisis agar masyarakat mudah memberikan informasi terkait perkara.
Edukasi digital juga digencarkan. Konten yang memuat identitas korban di bawah umur diminta tidak disebarluaskan demi melindungi martabat keluarga. Media diimbau menghindari detail grafis dan mengutamakan verifikasi. Pendekatan ini diharapkan menumbuhkan empati dan menjaga ruang publik tetap sehat. Pada akhirnya, pengungkapan menyeluruh dan putusan yang adil menjadi prioritas: memberikan kepastian hukum, memulihkan rasa aman, dan memastikan tragedi serupa tidak terulang. Komitmen itu ditegaskan kembali oleh aparat sebagai pijakan untuk menuntaskan kasus pembunuhan Koltim secara transparan dan akuntabel.