Indonesia kehilangan salah satu putra terbaiknya. Kwik Kian Gie, tokoh ekonomi nasional yang dikenal lantang, vokal, dan tak pernah kompromi terhadap prinsip, wafat di usia 90 tahun. Ia meninggalkan jejak panjang sebagai pemikir tajam, pejabat berintegritas, dan pribadi yang tak gentar melawan arus politik.
Kwik dikenal luas sebagai ekonom yang selalu berpihak kepada rakyat. Dalam dunia politik, ia tak ragu mengambil posisi yang berbeda jika menurutnya kebijakan tidak adil. Sikapnya yang konsisten menolak neoliberalisme dan keberpihakannya pada prinsip keadilan sosial membuatnya dihormati, sekaligus kadang ditentang oleh elit.
Kariernya mencakup posisi strategis seperti Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional dan Kepala Bappenas di era Presiden Abdurrahman Wahid dan Megawati. Namun jabatan tak pernah mengubah keteguhan sikapnya. Ia tetap kritis, bahkan terhadap pemerintahan yang menaunginya.
Berani Bersuara Saat Banyak Diam
Keberanian Kwik menyuarakan kebenaran membuatnya dianggap “berbeda”. Saat banyak pejabat memilih diam dalam menghadapi ketimpangan atau praktik kekuasaan yang menyimpang, Kwik justru tampil sebagai oposisi dalam sistem. Ia mengkritik keras kebijakan ekonomi yang dinilainya tak pro rakyat, bahkan ketika harus berbeda pendapat dengan koleganya di pemerintahan.
Dalam banyak kesempatan, Kwik menulis artikel yang berisi kritik terbuka terhadap kebijakan negara. Ia juga kerap tampil di forum publik untuk mengingatkan pentingnya integritas dan tanggung jawab moral dalam penyusunan kebijakan ekonomi. Kalimatnya tajam, namun tetap elegan dan berdasarkan argumen yang kuat.
Kwik juga dikenal tidak pernah gila jabatan. Ia pernah secara terbuka menolak tawaran posisi strategis jika merasa tidak bisa bekerja secara bebas dan sesuai hati nurani. Sikap ini jarang ditemui di kalangan politisi dan pejabat tinggi negara.
Salah satu warisan nyata dari Kwik Kian Gie adalah pendirian Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IBII yang kini dikenal dengan nama Kwik Kian Gie School of Business. Melalui lembaga ini, ia berharap bisa melahirkan generasi muda dengan semangat intelektual dan keberanian moral.
Baca juga : Pemerintah Imbau Warga Tak Gantikan Merah Putih dengan Bendera One Piece
Selain itu, pemikiran-pemikirannya masih relevan hingga kini. Gagasan tentang pentingnya tata kelola anggaran negara yang transparan, perlindungan terhadap sektor usaha kecil, serta ketahanan ekonomi nasional adalah isu-isu yang masih terus dibahas dalam ruang kebijakan.
Banyak tokoh nasional memberikan penghormatan terakhir. Mereka mengenang Kwik sebagai tokoh langka yang tetap teguh dalam prinsip meskipun harus sendirian. Bagi banyak generasi muda, ia menjadi contoh bahwa keberanian berpikir kritis adalah bagian penting dari demokrasi.