Muhammadiyah Hentikan Kekerasan, Serukan Dialog Damai

Muhammadiyah Hentikan Kekerasan, Serukan Dialog Damai

Pimpinan Pusat Muhammadiyah melalui Ketua Umum Haedar Nashir menegaskan pentingnya sikap menahan diri di tengah meningkatnya aksi demonstrasi di berbagai daerah. Dalam pernyataannya, ia meminta semua pihak mendukung langkah Muhammadiyah hentikan kekerasan agar aspirasi rakyat bisa tersampaikan dengan cara damai tanpa menimbulkan korban jiwa.

Haedar juga menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya seorang demonstran, Affan Kurniawan, yang menjadi simbol keresahan publik atas situasi politik saat ini. Ia menegaskan bahwa bangsa Indonesia membutuhkan solusi berbasis musyawarah, bukan kekerasan. Seruan ini dianggap sebagai panggilan moral bagi elit politik, aparat keamanan, maupun masyarakat sipil untuk menjaga stabilitas sosial dan mengutamakan persatuan bangsa.

Dengan ajakan Muhammadiyah hentikan kekerasan, organisasi Islam terbesar di Indonesia ini ingin meneguhkan kembali semangat demokrasi yang menempatkan rakyat sebagai pemilik kedaulatan tertinggi.

Aksi Muhammadiyah dan Seruan Moral

Langkah Muhammadiyah hentikan kekerasan disampaikan sebagai respons atas meningkatnya tensi politik dan aksi protes yang kadang berujung ricuh. Muhammadiyah mengingatkan bahwa cara-cara represif hanya akan memperburuk keadaan, sementara dialog dan pendekatan persuasif lebih sesuai dengan nilai-nilai demokrasi.

Haedar Nashir meminta elit politik menunjukkan keteladanan dengan berbicara santun dan mengedepankan empati terhadap aspirasi rakyat. Ia juga menekankan bahwa kebijakan publik harus sensitif terhadap kondisi sosial masyarakat agar tidak menimbulkan kecemburuan dan ketidakadilan.

Selain itu, Muhammadiyah mengapresiasi langkah aparat keamanan yang berjanji menindak tegas pelaku kekerasan. Menurutnya, akuntabilitas hukum penting untuk memastikan keadilan ditegakkan. Dengan demikian, seruan Muhammadiyah hentikan kekerasan bukan sekadar slogan, tetapi dorongan untuk menciptakan ketertiban dan kepercayaan publik.

Pernyataan Muhammadiyah hentikan kekerasan juga menegaskan bahwa masa depan bangsa harus dibangun di atas pondasi musyawarah. Muhammadiyah mendorong agar pemerintah membuka ruang dialog lebih luas, melibatkan mahasiswa, masyarakat sipil, hingga tokoh agama sebagai jembatan solusi.

Baca juga : Ribuan Ojol Antar Jenazah Affan Kurniawan ke TPU

Haedar menyebut, bangsa ini membutuhkan pemimpin yang tidak sekadar merespons krisis dengan retorika, tetapi juga menghadirkan kebijakan nyata yang berpihak kepada rakyat. Dialog damai diyakini mampu meredam ketegangan, memulihkan kepercayaan publik, sekaligus memperkuat demokrasi Indonesia.

Ke depan, Muhammadiyah berharap agar momentum ini menjadi refleksi bagi seluruh elemen bangsa bahwa perbedaan pendapat tidak harus berakhir dengan kekerasan. Melalui ajakan Muhammadiyah hentikan kekerasan, mereka ingin menegaskan bahwa perdamaian, persatuan, dan keadilan adalah jalan terbaik untuk menjaga Indonesia tetap kokoh.

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *