Operasi Kampung Bahari digelar gabungan BNN–Brimob di kawasan padat Tanjung Priok untuk menertibkan titik rawan peredaran narkotika. Saat tim memasuki gang sempit, perlawanan massa muncul dengan lemparan batu dan tembakan kembang api ke arah petugas. Sebagian pelaku membawa senjata tajam jenis samurai, memaksa aparat mengevakuasi warga rentan dan menutup sejumlah akses keluar masuk. Gas air mata ditembakkan terbatas guna memecah kerumunan dan mengamankan jalur kerja tim penyidik di lapangan.
Menurut keterangan awal, beberapa orang diamankan berikut barang bukti yang disita dari sejumlah lokasi. Petugas medis siaga untuk menangani korban luka ringan, sementara aparat menjaga perimeter agar situasi tetap terkendali. Operasi ini menargetkan jaringan pengedar yang memanfaatkan rumah kontrakan dan lorong antarpemukiman sebagai gudang dan jalur distribusi. Pemerintah daerah berkoordinasi untuk penataan lingkungan, pencahayaan, dan kamera pengawas agar potensi konflik susulan dapat ditekan.
Taktik Penertiban, Bukti Awal, dan Pengamanan Warga
Tim menyisir titik pengamatan yang sebelumnya dipetakan intelijen, lalu melakukan penangkapan di beberapa rumah kontrakan yang diduga menjadi lokasi penyimpanan paket. Petugas menemukan alat bantu penakaran, catatan transaksi, serta perlengkapan komunikasi yang dipakai untuk menghindari pelacakan. Dalam tahap lanjutan, saksi lingkungan dimintai keterangan dan akan mendapat perlindungan bila bersedia bekerja sama. Untuk menjaga keamanan publik, akses kendaraan berat dibatasi dan jalur evakuasi disterilkan oleh satuan pengendali massa. Pada fase ini, Operasi Kampung Bahari diprioritaskan berjalan cepat, akurat, dan minim korban.
Koordinasi lintas instansi diperketat. BNN memimpin proses hukum, sementara Brimob mengamankan perimeter dan memukul mundur massa yang agresif. Dinas sosial menyiapkan ruang aman bagi anak-anak, sedangkan puskesmas membuka pos pertolongan bagi warga terdampak asap gas air mata. Edukasi bahaya narkoba kembali didorong melalui pos RT/RW dan rumah ibadah untuk menutup celah rekrutmen kurir. Dengan pola kerja terukur, Operasi Kampung Bahari ditujukan memutus rantai suplai, menekan intimidasi terhadap warga, dan mendorong pelaku menyerahkan diri.
Baca juga : Kemunculan Sahroni Priok Picu Pro Kontra Warga
Pasca-bentrokan, aparat bersama pihak kelurahan memetakan kerusakan properti serta kebutuhan pemulihan cepat seperti perbaikan lampu jalan dan pembersihan puing. Warga yang usahanya terdampak akan didata untuk menerima bantuan pemulihan. Program padat karya disiapkan agar lingkungan kembali produktif sekaligus mempererat kolaborasi warga–aparat. Dalam rapat koordinasi, aparat menekankan pelaporan dini jika ada aktivitas mencurigakan agar informasi bisa diverifikasi. Di titik rawan, patroli malam ditambah dan pos pengamanan diperpanjang hingga situasi benar-benar kondusif.
Ke depan, pemerintah daerah menegaskan penataan kawasan sebagai kunci pencegahan. Rekomendasi meliputi penerangan permanen di gang, pemasangan kamera pengawas, dan pembatasan akses bangunan kosong yang kerap disalahgunakan. Lembaga pendidikan dan komunitas pemuda diajak menggelar kegiatan positif guna menutup ruang perekrutan jaringan. Evaluasi taktik juga dilakukan agar alat non-mematikan lebih presisi dan proporsional saat menghadapi kerumunan. Dengan kombinasi penegakan hukum, pemulihan sosial, dan partisipasi warga, Operasi Kampung Bahari diharapkan menjadi momentum memulihkan rasa aman serta menutup ruang gerak peredaran narkotika di kawasan pesisir Jakarta Utara.


