Padel, Olahraga Modern yang Tumbuh Cepat di Indonesia

Padel, Olahraga Modern yang Tumbuh Cepat di Indonesia

Padel kini menjadi salah satu olahraga raket yang sedang naik daun di Indonesia. Meski masih terbilang baru, olahraga ini mulai menarik perhatian berbagai kalangan karena kombinasi keseruan, kecepatan, dan fleksibilitasnya. Tak seperti tenis atau squash yang membutuhkan teknik tinggi dan stamina ekstrem, padel relatif lebih mudah dipelajari sehingga cocok untuk pemula hingga kalangan profesional.

Berasal dari Meksiko dan kemudian berkembang pesat di Spanyol, padel dimainkan secara berpasangan (ganda) dalam sebuah lapangan yang lebih kecil dari lapangan tenis, yakni berukuran 10×20 meter dan dikelilingi oleh dinding kaca. Dinding ini bukan sekadar pembatas, tapi menjadi bagian dari permainan. Bola yang memantul ke dinding bisa digunakan sebagai strategi bertahan maupun menyerang.

Berbeda dari raket tenis, raket padel tidak memiliki senar. Raketnya berbentuk padat, biasanya dari bahan komposit, dengan lubang-lubang kecil untuk mengurangi hambatan udara. Bolanya mirip dengan bola tenis, tetapi memiliki tekanan yang lebih rendah sehingga tidak memantul terlalu tinggi. Hal ini membuat permainan jadi lebih taktis dan tidak terlalu menguras tenaga.

Salah satu keunikan padel adalah sistem servisinya. Pemain harus melakukan servis underhand, yakni bola dipantulkan ke lantai lebih dulu sebelum dipukul secara diagonal ke sisi lawan. Sistem ini membuat servis jadi lebih terkontrol dan tidak terlalu mengintimidasi, terutama bagi pemula. Setelah servis, permainan berlangsung cepat, dinamis, dan sering kali melibatkan refleks tinggi serta kerja sama antar pasangan.

Popularitas padel di Indonesia terlihat dari meningkatnya pembangunan lapangan di berbagai kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, hingga Bali. Di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, terdapat pusat padel yang selalu ramai setiap akhir pekan. Di Bali, para wisatawan bahkan menjadikan padel sebagai bagian dari rutinitas liburan mereka. Tak hanya itu, sejumlah selebritas dan figur publik mulai mempopulerkan olahraga ini di media sosial, membuat tren padel semakin melejit.

Menurut data dari sejumlah komunitas olahraga, sejak 2020 hingga 2024, Indonesia mencatatkan lebih dari 130 lapangan padel permanen—angka yang tertinggi di Asia Tenggara. Hal ini menunjukkan bahwa olahraga ini bukan sekadar tren sesaat, tetapi punya potensi besar berkembang lebih jauh di masa depan.

Padel Jadi Pilihan Olahraga Sosial dan Kompetitif

Alasan utama padel disukai banyak orang adalah sifatnya yang inklusif dan sosial. Karena dimainkan berpasangan, padel membentuk interaksi yang menyenangkan di antara pemain. Banyak komunitas padel terbentuk di Indonesia, dari yang bersifat rekreasi hingga yang mengarah ke kompetisi. Turnamen kecil hingga tingkat nasional mulai digelar di beberapa kota.

Selain bersifat sosial, padel juga punya banyak manfaat kesehatan. Bermain padel selama satu jam dapat membakar 400–600 kalori. Gerakan yang melibatkan lari pendek, refleks cepat, dan koordinasi mata-tangan membuatnya efektif untuk melatih kebugaran tubuh secara menyeluruh. Tidak heran jika banyak orang yang menjadikan padel sebagai alternatif dari olahraga konvensional seperti gym atau lari.

Baca juga : Sindikat Jual Beli Bayi Gunakan KK Palsu, DPR Desak Tindakan Tegas

Di masa mendatang, padel diprediksi akan menjadi bagian dari gaya hidup aktif masyarakat urban Indonesia. Kemudahan belajar, sensasi permainan yang cepat, serta atmosfer komunitas yang hangat menjadi kekuatan utama olahraga ini. Bahkan ada harapan bahwa padel bisa masuk ke dalam cabang olahraga yang diakui secara resmi dalam ajang multi-event seperti SEA Games atau Asian Games.

Jika Anda tertarik mencoba padel, kini sudah banyak fasilitas yang menawarkan penyewaan raket, lapangan, hingga pelatih profesional. Cukup datang bersama teman, kenakan pakaian olahraga yang nyaman, dan rasakan sendiri pengalaman bermain padel yang penuh adrenalin dan kesenangan.

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *