Presiden Prabowo Subianto resmi mengumumkan Penerima Pangkat Kehormatan dalam upacara militer di Pusat Pendidikan dan Latihan Pasukan Khusus (Pusdiklatpassus) Kopassus, Batujajar, Jawa Barat, Minggu 10 Agustus 2025. Gelar kehormatan ini diberikan sebagai bentuk penghargaan negara atas jasa dan pengabdian luar biasa para tokoh, baik yang masih hidup maupun yang telah wafat.
Acara ini menjadi salah satu momen penting dalam peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia. Presiden Prabowo menyatakan bahwa penghargaan tersebut bukan hanya simbol kehormatan, tetapi juga pengakuan atas kontribusi besar yang telah diberikan demi menjaga kedaulatan dan kehormatan bangsa.
Daftar Tokoh yang Menerima Penghargaan
Dalam acara tersebut, sejumlah tokoh mendapatkan gelar Jenderal TNI Kehormatan Bintang Empat, antara lain Sjafrie Sjamsoeddin, M. Herindra, Agus Sutomo, Yunus Yosfiah, dan mendiang Ali Sadikin yang diwakili oleh keluarganya. Penyerahan gelar kepada Penerima Pangkat Kehormatan ini dilakukan secara langsung oleh Presiden Prabowo di hadapan jajaran pejabat tinggi TNI dan tamu undangan.
Selain itu, ada juga penganugerahan gelar Bintang Tiga atau Letnan Jenderal Kehormatan kepada enam tokoh purnawirawan TNI, serta Bintang Dua atau Mayor Jenderal Kehormatan untuk satu tokoh. Presiden juga memberikan Tanda Kehormatan Bintang Sakti kepada dua orang, sebagai bentuk apresiasi atas keberanian dan pengabdian mereka.
Suasana upacara berlangsung khidmat, dengan prosesi penyematan tanda pangkat dan penyerahan piagam penghargaan. Para Penerima Pangkat Kehormatan tampak terharu menerima apresiasi dari negara atas dedikasi yang telah mereka berikan selama ini.
Dalam sambutannya, Presiden Prabowo menegaskan bahwa Penerima Pangkat Kehormatan merupakan figur yang telah memberikan teladan kepemimpinan, keberanian, dan loyalitas. Ia berharap penghargaan ini dapat menjadi motivasi bagi generasi muda untuk terus berbakti dan berkontribusi bagi kemajuan bangsa.
Baca juga : Penyelesaian Damai Sengketa Ambalat Didorong Prabowo
Penghargaan ini juga menjadi momentum untuk mempererat rasa persatuan dan kebanggaan nasional. Dengan mengangkat figur-figur inspiratif, pemerintah ingin menunjukkan bahwa pengabdian dan dedikasi akan selalu mendapat tempat terhormat dalam sejarah bangsa Indonesia.
Presiden menutup pidatonya dengan pesan bahwa semangat juang para tokoh ini harus dijadikan inspirasi untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta mengingatkan bahwa kemerdekaan yang dinikmati saat ini adalah hasil dari perjuangan panjang dan pengorbanan besar.