Written by 1:41 pm HotgetNews Views: 2

Pesan Terakhir Antasari Diungkap Keluarga

Pesan Terakhir Antasari Diungkap Keluarga

Pesan Terakhir Antasari azhar disampaikan keluarga usai ia wafat pada Sabtu, 8 November 2025, di rumahnya di Serpong Utara. Menurut menantunya, almarhum menginginkan mengakhiri hari di rumah bersama orang terdekat, sebuah wasiat yang dipenuhi keluarga. Kabar duka segera menyebar, memicu simpati publik dan jajaran penegak hukum yang pernah bekerja dengannya.

Prosesi persemayaman berlangsung khidmat sejak siang, dilanjutkan salat jenazah di Masjid Asy Syarif Al Azhar BSD. Keluarga memohon doa serta maaf atas segala kekhilafan almarhum selama bertugas di KPK maupun kejaksaan. Sejumlah pejabat dan tokoh hukum hadir melepas kepergian, seraya menyampaikan penghormatan atas kiprah antikorupsi yang pernah ia galang.

Pemakaman dijadwalkan di San Diego Hills, Karawang, dengan pengaturan sederhana namun tertib. Panitia memastikan akses keluarga inti dan mengatur arus pelayat agar prosesi tetap lancar. Dalam suasana haru, doa dipanjatkan agar jasa dan pelajaran hidupnya, terutama soal integritas, terus diingat generasi penerus penegak hukum. Ucapan belasungkawa mengalir dari berbagai kalangan di Indonesia.

Kronologi, Pesan, dan Prosesi Pemakaman

Sehari sebelum prosesi, keluarga menuturkan kondisi kesehatan Antasari menurun namun stabil dalam pengawasan dokter keluarga. Menurut pernyataan menantu, Pesan Terakhir Antasari adalah keinginan untuk pulang dan menghembuskan napas di rumah, bukan di fasilitas medis. Keputusan itu dipenuhi agar suasana akhir hidupnya lebih tenang bersama keluarga inti. Informasi ini kemudian disampaikan kepada kerabat, rekan, dan sejumlah tokoh hukum yang pernah bekerja bersamanya sehingga agenda penghormatan dapat disiapkan tanpa hiruk pikuk.

Pada hari duka, jenazah dimandikan dan dishalatkan dengan protokol keluarga yang sederhana. Salat jenazah berlangsung di Masjid Asy Syarif Al Azhar BSD dan dihadiri pelayat dari berbagai daerah. Setelah itu, iring-iringan berangkat menuju San Diego Hills, Karawang, dengan pengamanan seperlunya agar akses warga sekitar tak terganggu. Pesan Terakhir Antasari kembali diulang keluarga dalam pernyataan resmi, sekaligus permohonan maaf bila ada khilaf selama kiprahnya di lembaga penegak hukum.

Sejumlah pejabat hadir memberikan penghormatan terakhir, termasuk akademisi hukum dan aktivis antikorupsi yang mengenang keberaniannya memimpin penyidikan kasus besar. Mereka menekankan pentingnya menghargai ruang privat keluarga di tengah perhatian publik. Panitia menyiapkan jalur pelayat terpisah untuk mencegah penumpukan dan memastikan prosesi tetap khidmat. Media diminta mengacu pada keterangan resmi keluarga ketika memberitakan detail kesehatan dan jadwal pemakaman. Agar informasi tak simpang siur di lapangan.

Ucapan duka mengalir dari mantan kolega, akademisi, serta organisasi masyarakat sipil yang menilai almarhum sebagai figur penting dalam penguatan agenda antikorupsi. Mereka menyoroti keteguhannya menghadapi tekanan politik serta komitmen pada pembenahan penegakan hukum. Di sisi lain, keluarga berharap publik meneladani kerja keras dan kerendahan hatinya, bukan memperdebatkan kembali polemik masa lalu. Pesan Terakhir Antasari dipandang sebagai penutup yang menekankan nilai kebersahajaan dan kedekatan keluarga di penghujung perjalanan.

Baca juga : Hasto Bawa Nama Anas Urbaningrum dan Antasari Azhar di Persidangan

Sejumlah pihak menilai momentum duka ini relevan untuk merefleksikan etika pejabat publik, terutama terkait transparansi, akuntabilitas, dan keberanian menolak kompromi. Institusi penegak hukum diingatkan memperkuat sistem pembinaan, perlindungan saksi, dan manajemen risiko agar integritas bukan sekadar jargon. Komunitas kampus dan organisasi profesi pun mendorong riset kebijakan berbasis data guna memperbaiki koordinasi antar lembaga. Dalam bingkai itu, Pesan Terakhir Antasari kembali menggaungkan pentingnya nilai keluarga sebagai landasan moral bagi pengabdian di ruang publik.

Ke depan, keluarga berencana menyusun dokumentasi singkat perjalanan hidup almarhum sebagai bahan edukasi publik. Arsip foto, wawancara, dan catatan penting akan dihimpun agar generasi muda memahami konteks kerja penegakan hukum di masa transisi demokrasi. Inisiatif ini diharapkan menghindarkan glorifikasi berlebihan sekaligus menjaga akurasi sejarah, sehingga kontribusi yang faktual dapat dijadikan rujukan pembelajaran bersama. Untuk sekolah, komunitas hukum, dan media lokal setempat.

Close