Pramono, Banjir Jakarta Kadang Sulit Dilawan, Fokus Mitigasi

Pramono, Banjir Jakarta Kadang Sulit Dilawan, Fokus Mitigasi

Banjir kembali melanda Jakarta pada awal Juli 2025, menimbulkan kepanikan warga di sejumlah wilayah. Di tengah kondisi tersebut, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengungkapkan pernyataan yang cukup menyita perhatian publik. Ia mengakui bahwa banjir, dalam beberapa situasi, memang tidak selalu bisa dilawan sepenuhnya.

Pernyataan itu disampaikan Pramono usai meninjau langsung kawasan terdampak banjir di beberapa titik. Ia menilai bahwa faktor alam seperti hujan ekstrem di hulu, curah hujan tinggi di ibu kota, hingga fenomena pasang air laut (rob) kerap menjadi penyebab banjir yang sulit dihindari meski berbagai upaya sudah dilakukan pemerintah.

Faktor Penyebab Banjir yang Kompleks

Dalam penjelasannya, Pramono menguraikan tiga faktor utama yang memicu banjir Jakarta saat ini. Pertama, banjir kiriman yang berasal dari wilayah hulu, terutama kawasan Bogor dan sekitarnya. Kedua, tingginya intensitas hujan yang turun langsung di wilayah Jakarta, sering kali melampaui kapasitas sistem drainase kota. Ketiga, air laut pasang atau rob yang menahan aliran air sungai sehingga membuat genangan sulit surut.

Situasi semacam ini, menurut Pramono, harus disikapi dengan realistis. Ia mengingatkan masyarakat bahwa kondisi geografis Jakarta yang berada di dataran rendah turut mempersulit penanganan banjir secara total. Oleh karena itu, pemerintah daerah kini mengutamakan langkah mitigasi untuk mengurangi dampak buruk yang ditimbulkan, dibanding sekadar berusaha mencegah banjir sepenuhnya.

Selain faktor alam, Pramono juga mengakui adanya tantangan teknis dan sosial dalam penanganan banjir. Proses normalisasi sungai, misalnya, sering terhambat persoalan pembebasan lahan yang memakan waktu cukup panjang. Hal ini menjadi pekerjaan rumah yang terus diupayakan oleh Pemprov DKI Jakarta agar solusi jangka panjang benar-benar terwujud.

Mitigasi dan Tanggung Jawab Pemerintah

Menanggapi banjir yang terjadi, Pramono menegaskan bahwa Pemprov DKI telah menginstruksikan seluruh jajaran terkait seperti BPBD, Dinas Sumber Daya Air (SDA), Dinas Pemadam Kebakaran, hingga PPSU untuk bergerak cepat membantu warga terdampak. Ia bahkan meminta seluruh petugas bekerja “dengan hati” agar pelayanan kepada masyarakat berjalan maksimal.

Pramono juga menyampaikan permohonan maaf kepada warga yang terdampak banjir. Ia mengakui bahwa ini merupakan tanggung jawab moral pemerintah. Sebagai langkah konkret, Pemprov DKI tengah memprioritaskan program normalisasi Kali Ciliwung di empat lokasi. Penetapan lokasi telah diteken dan pembebasan lahan akan segera dilakukan demi memperlancar aliran air sungai saat musim hujan tiba.

Selain itu, Pemprov DKI tengah menyusun sistem pengelolaan air terpadu, termasuk revitalisasi drainase, pembangunan waduk retensi, dan peningkatan kapasitas pompa air. Harapannya, langkah ini bisa meminimalkan risiko genangan di masa mendatang.

Data terakhir dari BPBD DKI Jakarta menunjukkan sedikitnya 67 RT di ibu kota terendam banjir pada hari Selasa, dengan ketinggian air bervariasi antara 30 hingga 150 cm. Kondisi serupa juga terjadi di wilayah penyangga seperti Tangerang dan Tangerang Selatan, di mana banjir sempat mencapai 1,5 meter di beberapa titik.

Baca Juga : Komitmen Pramono: Tata Kota Harus Manusiawi, Bukan Menggusur Warga Kecil

Pramono mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dan memahami bahwa banjir di Jakarta bukanlah persoalan yang sederhana. Meskipun pemerintah telah melakukan berbagai upaya penanganan, Pramono menekankan perlunya partisipasi warga, seperti tidak membuang sampah sembarangan ke saluran air serta memeriksa kondisi lingkungan sekitar.

Dengan realitas geografis Jakarta, Pramono meyakini kunci menghadapi banjir adalah adaptasi dan mitigasi. Ia berharap masyarakat bisa menerima bahwa sebagian kondisi banjir memang tidak bisa dilawan secara total, tetapi dampaknya bisa diminimalisir dengan kerja sama semua pihak.

Kasus banjir yang terjadi belakangan ini menjadi pengingat bahwa persoalan lingkungan perlu penanganan menyeluruh dan berkelanjutan. Pemerintah pun berjanji untuk terus bekerja keras demi menciptakan Jakarta yang lebih tangguh menghadapi tantangan bencana alam di masa depan.

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *