Presiden Rusia Vladimir Putin kembali menjadi sorotan dunia setelah video yang menunjukkan dirinya tampak Putin bingung Ukraina saat dihujani pertanyaan wartawan beredar luas. Kejadian itu berlangsung usai pertemuan tingkat tinggi Rusia–Amerika Serikat di Anchorage, Alaska, pada 15 Agustus 2025.
Dalam tayangan yang dibagikan media internasional, Putin terlihat memasang wajah pasif dan tak segera menjawab pertanyaan yang dilontarkan terkait perang Ukraina. Momen itu seolah menegaskan betapa sulitnya posisi Rusia di tengah tekanan global, sekaligus memperlihatkan ketidaksiapan Putin menanggapi isu paling sensitif saat ini.
Reaksi itu pun langsung memicu beragam tanggapan dari pengamat politik internasional. Sebagian menilai sikap Putin yang tampak kebingungan menjadi indikasi bahwa Rusia menghadapi tantangan besar, bukan hanya di medan perang tetapi juga dalam diplomasi global. Fenomena ini kemudian menambah sorotan terhadap dinamika hubungan Rusia dan Barat.
Respons Dunia Atas Putin Bingung Ukraina
Fenomena Putin bingung Ukraina tidak hanya menjadi konsumsi publik di Rusia, tetapi juga menyita perhatian dunia internasional. Banyak media menyoroti bagaimana seorang pemimpin negara adidaya terlihat gamang ketika berhadapan dengan pertanyaan seputar agresi militer yang ia mulai sejak Februari 2022.
Sejumlah analis berpendapat, sikap Putin itu merupakan gambaran dilema besar: di satu sisi, Rusia ingin mempertahankan pengaruhnya, tetapi di sisi lain, tekanan internasional terus meningkat. KTT dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang berlangsung selama tiga jam pun berakhir tanpa kesepakatan konkret mengenai Ukraina.
Kebingungan Putin semakin diperparah dengan kritik internal dari sebagian elit politik Rusia yang menilai biaya perang semakin membebani perekonomian. Kondisi ini menjadikan Rusia berada dalam posisi sulit, baik secara diplomatis maupun domestik.
Momen Putin bingung Ukraina dipandang memiliki dampak politik yang signifikan. Bagi dunia internasional, gestur tersebut memperlihatkan kelemahan citra Rusia sebagai negara kuat yang biasanya tampil tegas. Hal ini bisa memengaruhi posisi Rusia dalam negosiasi lanjutan dan memperbesar tekanan agar Moskow segera menghentikan perang.
Di sisi lain, publik Rusia sendiri semakin terbelah dalam memandang kepemimpinan Putin. Sebagian mendukung upaya mempertahankan pengaruh Rusia, sementara lainnya merasa perang berkepanjangan membawa penderitaan ekonomi. Reaksi bingung Putin di hadapan wartawan berpotensi memperlemah dukungan internal.
Pada akhirnya, meski belum ada kesepakatan damai dari KTT Alaska, peristiwa ini menjadi simbol bahwa Rusia menghadapi masa kritis dalam menentukan arah politik dan strategi perangnya. Sikap pasif Putin menegaskan bahwa perang Ukraina kini bukan hanya soal militer, tetapi juga tentang citra dan legitimasi seorang pemimpin di mata dunia.