Haifa, Israel – Ketegangan militer antara Iran dan Israel kembali mencapai titik kritis setelah Iran melancarkan serangan rudal balistik ke kota pelabuhan strategis Haifa. Serangan yang terjadi pada Jumat malam, 20 Juni 2025, menyasar sejumlah titik penting termasuk kawasan industri dan fasilitas energi, menyebabkan kerusakan fisik dan menimbulkan kepanikan di tengah warga sipil.
Serangan ini diyakini sebagai bagian dari gelombang respons Iran atas rangkaian serangan udara Israel terhadap beberapa instalasi militer dan nuklir di Teheran dan Isfahan sejak awal Juni. Situasi ini mempertegas eskalasi konflik dua negara yang sudah berlangsung selama beberapa tahun terakhir.
Titik Serangan Rudal: Fasilitas Strategis dan Sipil
Menurut laporan dari sumber militer Israel dan media internasional, serangan rudal Iran mengenai sedikitnya dua lokasi vital di Haifa, salah satunya adalah kilang minyak Haifa Bay milik Bazan Group. Ledakan besar di area tersebut menyebabkan kebakaran hebat yang baru dapat dipadamkan beberapa jam kemudian.
Selain itu, rudal juga menghantam kawasan pelabuhan dan area permukiman di bagian timur kota, menyebabkan kerusakan ringan hingga sedang pada gedung-gedung sipil dan kendaraan.
Dampak Langsung: Korban dan Kerusakan
Pihak berwenang Israel mencatat:
- 19 warga mengalami luka ringan hingga sedang akibat pecahan kaca dan puing bangunan.
- 3 pekerja kilang minyak tewas karena menghirup asap pekat dari kebakaran pasca ledakan.
- Sejumlah fasilitas umum seperti terminal kontainer, sekolah, dan rumah sakit sempat ditutup sementara.
Warga yang tinggal di radius 10 kilometer dari titik ledakan diarahkan untuk mengungsi ke tempat penampungan. Sirene peringatan dan sistem pertahanan udara “Iron Dome” sempat aktif, namun tidak berhasil menangkis seluruh serangan karena volume rudal yang tinggi.
Latar Belakang Serangan: Operasi Balasan Iran
Kementerian Pertahanan Iran menyebutkan bahwa serangan tersebut merupakan bagian dari “Operation True Promise 3”, sebagai tanggapan atas serangan Israel ke kompleks militer di wilayah Qom dan Natanz beberapa pekan sebelumnya.
Pemerintah Iran menegaskan bahwa target serangan kali ini bersifat “militer dan strategis”, dan bukan ditujukan kepada warga sipil. Namun, dampak nyata di lapangan menunjukkan bahwa wilayah sipil tetap ikut terdampak.
Reaksi Dunia Internasional
Sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat, Uni Eropa, Rusia, dan Tiongkok, menyerukan de-eskalasi segera dan menghindari benturan lebih luas yang dapat mengguncang stabilitas kawasan Timur Tengah.
PBB juga mengeluarkan pernyataan resmi yang meminta kedua negara untuk menahan diri dan kembali ke jalur diplomasi. Namun, hingga saat ini belum ada tanda-tanda keduanya akan mengurangi intensitas konflik.
Respons Militer Israel
Pemerintah Israel melalui Menteri Pertahanan Yoav Gallant menegaskan bahwa serangan Iran akan dibalas secara proporsional, dengan fokus pada infrastruktur militer Iran. Beberapa laporan menyebutkan bahwa pesawat tempur Israel telah bersiap meluncurkan operasi lanjutan ke perbatasan Iran–Irak.
Israel juga menaikkan status keamanan nasional ke level “Siaga Perang”, dan melakukan mobilisasi pasukan cadangan untuk ditempatkan di titik rawan, termasuk Haifa, Tel Aviv, dan wilayah selatan dekat Gaza.
Haifa: Titik Ekonomi dan Militer yang Krusial
Haifa bukan sekadar kota pelabuhan. Ia adalah pusat industri energi, pengolahan minyak, serta logistik utama di wilayah utara Israel. Serangan ke kota ini dinilai sebagai sinyal strategis dari Iran bahwa mereka bisa menjangkau jantung ekonomi musuh dengan akurat.
Pengamat militer menilai serangan ke Haifa memiliki dimensi psikologis dan militer. Dengan menghantam titik penting di wilayah utara Israel, Iran ingin menunjukkan kapabilitas rudal jarak jauhnya sekaligus menguji kesiapan sistem pertahanan Israel.
Prospek Eskalasi dan Dampak Regional
Jika konflik terus meningkat, maka bukan tidak mungkin kawasan seperti Suriah, Lebanon, dan Irak akan terlibat lebih jauh. Kelompok-kelompok pro-Iran seperti Hizbullah dan milisi di Irak diketahui telah menyatakan kesiapan mereka untuk membantu Iran.
Konflik juga dapat mengganggu jalur distribusi energi dan perdagangan di Mediterania Timur, memengaruhi pasar global dan memicu lonjakan harga minyak mentah.
Serangan rudal Iran ke Haifa pada 20 Juni 2025 menjadi babak baru dalam konflik berkepanjangan Iran–Israel. Dengan korban jiwa, kerusakan fasilitas vital, dan meningkatnya ketegangan internasional, insiden ini menunjukkan bahwa kawasan Timur Tengah belum lepas dari risiko perang terbuka.
Ke depannya, dunia akan menyaksikan apakah kedua negara memilih jalur eskalasi atau diplomasi. Namun untuk saat ini, warga Haifa dan kota lain di Israel tetap harus waspada terhadap kemungkinan serangan lanjutan.