Trump dan Jeffrey Epstein, Hubungan Dekat yang Kontroversial

Trump dan Jeffrey Epstein, Hubungan Dekat yang Kontroversial

Kedekatan Trump dan Jeffrey Epstein kembali menjadi sorotan publik usai sejumlah dokumen baru dan kesaksian lawas muncul ke permukaan. Mantan Presiden AS, Donald Trump, dituding memiliki hubungan akrab dengan miliarder sekaligus predator seks terkenal, Jeffrey Epstein. Tuduhan ini tak hanya menyeret nama besar Trump dalam pusaran skandal seksual, tetapi juga menimbulkan pertanyaan baru tentang integritasnya, khususnya menjelang kontestasi politik yang akan datang.

Pertemanan Panjang yang Terbongkar

Trump dan Jeffrey Epstein dilaporkan telah menjalin hubungan dekat selama hampir 15 tahun, terutama pada akhir 1980-an hingga awal 2000-an. Mereka kerap terlihat bersama dalam berbagai acara sosial di New York dan Florida, termasuk di klub elite milik Trump, Mar-a-Lago. Dalam sebuah wawancara tahun 2002, Trump bahkan menyebut Epstein sebagai “pria menyenangkan” dan mengaku mengenalnya dengan baik. Hubungan akrab ini didukung oleh bukti log penerbangan yang menunjukkan Trump pernah menaiki jet pribadi Epstein sebanyak beberapa kali.

Namun, sekitar tahun 2003 hingga 2004, hubungan mereka mulai merenggang. Salah satu pemicu keretakan diduga karena persaingan dalam pembelian properti mewah di Palm Beach. Trump menang dalam persaingan itu, dan tak lama setelahnya, kabar beredar bahwa Epstein dilarang masuk ke Mar-a-Lago akibat dugaan perilaku tidak pantas terhadap seorang staf remaja.

Tuduhan dan Kesaksian yang Mengguncang

Beberapa kesaksian dari korban dan saksi mulai bermunculan. Seorang mantan kekasih Epstein, Stacey Williams, mengklaim bahwa Trump pernah melakukan tindakan tak senonoh terhadapnya pada 1993 di Trump Tower, sementara Epstein hanya menyaksikan. Ada pula pengakuan dari mantan eksekutif kasino Trump yang menyebut bahwa Trump dan Epstein sempat membawa tiga gadis di bawah umur ke lantai kasino pada tahun 1980-an.

Kesaksian lain datang dari Maria Farmer, korban eksploitasi Epstein, yang menyebutkan telah melaporkan Trump dua kali ke FBI atas perilaku mencurigakan. Menurutnya, Trump kerap memperhatikan dirinya ketika ia masih remaja, meskipun belum ada dakwaan resmi terhadap Trump hingga saat ini.

Bukti Tambahan dalam Album Ulang Tahun

Baru-baru ini, laporan media dari Wall Street Journal dan The Times mengungkap bahwa Epstein menyimpan album ulang tahun dari tahun 2003 yang diduga berisi tulisan Trump dengan nada sugestif. Trump dengan tegas membantah tuduhan tersebut dan menggugat media yang memberitakan klaim itu atas tuduhan pencemaran nama baik.

Namun, fakta bahwa nama Trump muncul dalam sejumlah dokumen Epstein tetap menimbulkan spekulasi publik. Isu ini semakin memanas seiring permintaan dari tokoh-tokoh Demokrat seperti Dick Durbin agar FBI menyelidiki lebih jauh nama-nama yang tercantum dalam dokumen Epstein, termasuk nama Trump.

Implikasi Politik dan Hukum

Dengan Pemilu AS yang semakin dekat, isu kedekatan Trump dan Jeffrey Epstein menjadi senjata politik yang digunakan oleh lawan-lawan Trump. Elon Musk bahkan menyebut bahwa nama Trump ada dalam file-file Epstein yang belum dibuka secara publik. Sementara itu, Trump memerintahkan agar dokumen grand jury terkait kasus Epstein dipublikasikan, sebuah langkah yang dinilai sebagai strategi defensif maupun ofensif dalam menghadapi tuduhan yang berkembang.

Gugatan Trump terhadap Rupert Murdoch dan Wall Street Journal atas pemberitaan yang dianggap menyesatkan juga menarik perhatian. Fase discovery dalam gugatan itu berpotensi membuka lebih banyak informasi, termasuk interaksi Trump dan Epstein dalam ranah pribadi maupun bisnis.

Baca juga : Trump Klaim Rudal Patriot Jerman Telah Dikirim ke Ukraina

Meskipun belum ada bukti hukum kuat yang mengaitkan Trump secara langsung dalam kejahatan Epstein, kedekatan mereka selama belasan tahun menjadi fakta yang sulit dibantah. Hubungan Trump dan Jeffrey Epstein telah memunculkan berbagai tuduhan, kesaksian, dan spekulasi yang bisa menjadi bom waktu dalam karier politik Trump. Dengan sorotan media yang semakin intens dan tekanan dari oposisi yang terus meningkat, skandal ini bisa menjadi penentu masa depan politiknya, terutama jika dokumen-dokumen baru yang berkaitan akhirnya dirilis ke publik.

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *