Isu pergantian Direktur Keuangan Garuda Indonesia menjadi topik hangat setelah beredar kabar kandidat yang diajukan berasal dari luar negeri. Publik langsung menyoroti karena posisi strategis itu dianggap seharusnya diisi putra bangsa. Danantara sebagai pemegang saham mayoritas melalui pemerintah menegaskan bahwa seleksi dilakukan secara profesional dengan mengutamakan kompetensi.
COO Danantara, Dony Oskaria, menyampaikan bahwa pihaknya menginginkan transformasi fundamental di tubuh maskapai pelat merah tersebut. Menurutnya, hanya “orang terbaik” yang akan dipilih melalui asesmen independen. Dengan demikian, isu soal calon Direktur Keuangan Garuda asing masih sebatas rumor dan belum ada keputusan final.
Manajemen Garuda sendiri menyatakan menyerahkan sepenuhnya proses seleksi kepada pemegang saham. Dalam konteks bisnis global, pilihan terhadap tenaga profesional asing memang bisa memperkuat kredibilitas perusahaan di mata investor. Namun, sensitivitas publik terhadap jabatan strategis membuat perdebatan semakin menguat.
Polemik Nasionalisme dan Profesionalisme
Kabar bahwa calon Direktur Keuangan Garuda berasal dari Singapore Airlines sempat memicu kritik sejumlah pihak. DPR menilai Indonesia memiliki sumber daya manusia mumpuni yang bisa mengisi posisi itu. Mereka mendesak agar perusahaan pelat merah memberi prioritas kepada warga negara Indonesia, apalagi jabatan direktur menyangkut pengelolaan keuangan negara.
Sebaliknya, sebagian pengamat melihat peluang dari masuknya talenta asing. Pengalaman global bisa membawa praktik terbaik dalam tata kelola keuangan dan transparansi. Dengan kondisi keuangan Garuda yang masih dalam tahap pemulihan, profesional dengan pengalaman internasional dianggap mampu memberi nilai tambah. Di sisi lain, pemerintah perlu menimbang aspirasi publik agar keputusan tidak menimbulkan resistensi.
Perdebatan ini memperlihatkan tarik-menarik antara nasionalisme dan profesionalisme. Apakah Garuda akan memilih figur lokal berpengalaman, atau memberi kesempatan kepada kandidat asing untuk mendorong reformasi. Yang jelas, isu Direktur Keuangan Garuda telah menimbulkan diskusi luas tentang arah manajemen BUMN strategis tersebut.
Garuda Indonesia masih berupaya memperbaiki kinerja keuangan pasca restrukturisasi utang besar. Karena itu, posisi Direktur Keuangan Garuda dianggap krusial dalam memastikan arus kas, efisiensi biaya, serta peningkatan pendapatan berkelanjutan. Publik berharap siapapun yang terpilih mampu membawa perusahaan ke arah yang lebih sehat.
Baca juga : Sengketa Administrasi Kemenkeu Diuji Di PTUN Jakarta
Danantara berkomitmen menjalankan proses seleksi yang transparan dan akuntabel. Dengan asesmen independen, calon yang dipilih diharapkan benar-benar memiliki rekam jejak dan keahlian untuk menjalankan misi berat tersebut. Meski isu calon asing menuai kontroversi, fokus utama tetap pada keberhasilan transformasi Garuda agar bisa kembali menjadi maskapai kebanggaan nasional.
Ke depan, publik menantikan kejelasan keputusan final. Apakah Direktur Keuangan Garuda akan dijabat oleh profesional lokal atau asing, keputusan ini akan menjadi indikator arah kebijakan transformasi Garuda Indonesia sekaligus uji komitmen pemerintah dalam menyeimbangkan kepentingan nasional dengan kebutuhan bisnis modern.


