leo bagas kalah

Leo/Bagas Gugur di Japan Open 2025 Usai Dikalahkan Ganda Taiwan Nonunggulan

Tokyo, Japan — Hasil mengejutkan datang dari sektor ganda putra Indonesia dalam ajang Japan Open 2025. Pasangan unggulan Indonesia, Leo Rolly Carnando dan Bagas Maulana, harus tersingkir di babak pertama setelah kalah dari pasangan nonunggulan asal Taiwan, Liu Kuang Heng/Po Han Yang, dengan skor 15-21, 19-21.

Bertanding di Tokyo Metropolitan Gymnasium, Leo/Bagas tampil sebagai unggulan ke-8 turnamen. Namun, performa mereka justru tak sebanding dengan status unggulan. Kekalahan ini menjadi pukulan telak, mengingat ekspektasi publik cukup tinggi terhadap pasangan muda Indonesia yang sebelumnya tampil impresif di All England 2025.

Awal Permainan yang Tidak Meyakinkan

Dalam gim pertama, Leo/Bagas tertinggal cepat 2-5 akibat kesalahan sendiri dan servis yang kurang konsisten. Pasangan Taiwan bermain agresif sejak awal dan memanfaatkan celah di sisi belakang lapangan Leo/Bagas. Setelah menyamakan kedudukan di angka 11-11, Leo/Bagas gagal mempertahankan fokus dan kembali tertinggal hingga gim pertama berakhir dengan skor 15-21.

“Kami kehilangan kontrol permainan setelah interval,” ujar Bagas dalam wawancara pasca-pertandingan. “Mereka bermain cepat dan kami tidak bisa mengimbangi transisi serangan mereka.”

Nyaris Bangkit di Gim Kedua, Tapi Terlambat

Pada gim kedua, Leo/Bagas sempat menunjukkan tanda-tanda kebangkitan. Mereka unggul 16-14 berkat variasi serangan yang lebih rapi dan beberapa smes tajam dari Leo. Sayangnya, keunggulan itu tak mampu dijaga. Setelah skor imbang 18-18, Liu/Po bermain lebih tenang dan meraih tiga poin berturut-turut yang menutup gim dengan skor 19-21.

Kesalahan berulang dan keputusan yang terburu-buru dalam momen krusial menjadi penyebab utama kekalahan Leo/Bagas. Tidak adanya tekanan di servis lawan dan kurangnya komunikasi juga tampak mencolok sepanjang pertandingan.

Kekalahan Beruntun Pemain Indonesia

Tersingkirnya Leo/Bagas menambah daftar kekalahan pemain Indonesia di Japan Open 2025. Sebelumnya, tunggal putra Jonatan Christie dan tunggal putri Gregoria Mariska Tunjung juga gugur di babak pertama. Hal ini menjadi sorotan karena Japan Open adalah turnamen BWF Super 750 yang krusial untuk pengumpulan poin menuju BWF World Tour Finals dan kualifikasi Olimpiade 2028.

PBSI perlu mengevaluasi kondisi teknis maupun non-teknis para atlet. Turnamen padat sepanjang tahun tampaknya mulai menggerus stamina dan fokus pemain, terutama mereka yang sering tampil di level elite.

Turnamen Prestisius dengan Hadiah Besar

Japan Open 2025 diselenggarakan di Tokyo Metropolitan Gymnasium dari 15 hingga 20 Juli. Total hadiah yang diperebutkan mencapai US$950.000, menjadikannya salah satu dari tujuh turnamen BWF Super 750 yang sangat bergengsi.

Kegagalan di turnamen ini dapat memengaruhi peringkat dunia dan moral pemain menjelang turnamen besar lainnya seperti Denmark Open dan China Open yang dijadwalkan dalam dua bulan ke depan.

Pasangan Leo/Bagas sempat mencuri perhatian dunia bulu tangkis awal tahun ini usai menembus final All England 2025, meski kalah tipis dari pasangan Korea, Seo Seung Jae/Kang Min Hyuk dengan skor 19-21, 19-21. Konsistensi permainan mereka sempat dianggap menjadi harapan baru sektor ganda putra Indonesia, terutama setelah Fajar/Rian mengalami penurunan performa.

Baca Juga: Japan Open 2025: Kejutan! Gregoria dan Jojo Sama-sama Gugur di Awal

Namun, hasil buruk di Japan Open ini memunculkan tanda tanya besar: apakah mereka siap menjadi pasangan utama dalam skema jangka panjang PBSI?

Evaluasi diperlukan, baik dari sisi teknis (pengembalian servis, kontrol net, dan rotasi pertahanan) maupun aspek mental. Kematangan dalam menghadapi tekanan, terutama saat menghadapi pasangan nonunggulan, masih menjadi kelemahan Leo/Bagas.

“Kami harus lebih siap ke depannya. Banyak yang harus diperbaiki dari segi strategi maupun komunikasi di lapangan,” kata Leo, mengakui performa mereka di turnamen ini jauh dari ekspektasi.

Kekalahan Leo/Bagas di babak pertama Japan Open 2025 menjadi sinyal bahwa tidak ada lawan yang bisa diremehkan di turnamen sekelas BWF World Tour Super 750. PBSI dan seluruh tim pelatih kini memiliki pekerjaan rumah besar untuk mengembalikan kepercayaan diri para pemain utama Indonesia.

Baca Juga: Japan Open 2025: Rehan/Gloria Unggul Berkat Evaluasi Laga Lalu

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *