Tokyo, Japan – Turnamen Japan Open 2025 menjadi tantangan berat bagi sektor tunggal putri Indonesia. Harapan terakhir Merah Putih, Putri Kusuma Wardani (Putri KW), harus mengakhiri langkahnya di babak perempat final setelah kalah dari unggulan kedua asal Tiongkok, Wang Zhi Yi, dalam pertandingan yang berlangsung di Tokyo Metropolitan Gymnasium pada Jumat, 18 Juli 2025.
Pertandingan Sengit dan Penuh Tekanan
Putri KW memulai laga dengan percaya diri. Ia berhasil merebut gim pertama dengan skor tipis 22-20 setelah menyusul ketertinggalan dan mengeksekusi dua poin krusial di akhir gim. Sayangnya, konsistensinya goyah di dua gim berikutnya. Wang Zhi Yi bangkit dan mengendalikan permainan, menang 21-17 di gim kedua dan 21-16 di gim ketiga.
Total durasi pertandingan mencapai 1 jam 26 menit. Meski sempat unggul 15-14 di gim penentu, Putri kehilangan fokus dan momentum, membuat Wang menutup laga dengan kemenangan. Dalam wawancara pasca pertandingan, Putri mengakui inkonsistensi sebagai faktor utama kekalahan.
“Saya sudah berusaha maksimal, tapi kehilangan fokus di poin-poin penting membuat saya lengah. Ini pelajaran besar,” ungkapnya.
Dominasi Wang Zhi Yi Belum Terbendung
Kekalahan ini memperpanjang rekor pertemuan Putri KW dengan Wang Zhi Yi menjadi 0–6. Wang, yang lahir pada 2002, telah menunjukkan konsistensinya di level BWF World Tour dan dikenal memiliki daya tahan serta kecerdasan taktik yang mumpuni.
Pengalaman dan kematangan bermain dari Wang menjadi kunci dominasi atas Putri, yang masih terus mencari formula untuk bisa mengimbangi permainan lawan-lawan papan atas dunia.
Baca Juga: Alwi Farhan Menang Tenang di Japan Open 2025, Lolos 16 Besar
Dengan tersingkirnya Putri KW, Indonesia resmi tidak memiliki wakil di babak semifinal sektor tunggal putri Japan Open 2025. Sebelumnya, semua pemain Indonesia lainnya telah tersingkir lebih awal.
Kondisi ini menggarisbawahi perlunya evaluasi mendalam terhadap sistem pembinaan tunggal putri nasional. Meski sektor ganda masih berprestasi, tunggal putri Indonesia terlihat stagnan di kancah internasional. PBSI perlu mengadopsi pendekatan baru, termasuk penerapan sports science, penguatan mental bertanding, dan peningkatan jam terbang internasional.
Catatan Penting untuk Pembinaan Jangka Panjang
Hasil ini menjadi refleksi penting bahwa regenerasi di sektor tunggal putri belum berjalan maksimal. Dalam menghadapi pemain-pemain top dunia, diperlukan lebih dari sekadar teknik yang baik. Daya juang, taktik, dan stabilitas mental juga sangat menentukan.
Kekalahan Putri KW bukan akhir, melainkan sinyal penting bagi PBSI untuk menciptakan sistem yang lebih terintegrasi dan kompetitif. Atlet-atlet muda perlu didukung bukan hanya dengan fasilitas, tetapi juga dengan lingkungan kompetisi yang menantang dan berstandar internasional.
Baca Juga: Japan Open 2025: Kurangnya Focus Karena Melawan Nonunggulan