Dunia MotoGP kembali memanas. Jorge Martin, salah satu pembalap papan atas, kini berselisih dengan tim Aprilia terkait kontrak yang belum berakhir. Ketegangan ini memicu reaksi luas dari penggemar dan analis, yang menilai konflik tersebut bisa berdampak besar terhadap reputasi sang pembalap.
Perseteruan bermula ketika Martin dikabarkan ingin keluar dari Aprilia lebih awal dari masa kontrak yang berakhir pada 2026. Keinginan tersebut mencuat di tengah masa pemulihannya dari cedera panjang. Aprilia, yang merasa telah mendukung Martin selama masa pemulihan, menolak pemutusan kontrak sepihak.
Pernyataan Martin bahwa ia mempertimbangkan jalur hukum untuk memutus kontrak pun membuat Aprilia mengambil langkah strategis. Mereka menyiapkan tim hukum dan mempertimbangkan arbitrase internasional jika konflik berlanjut.
Aprilia Masih Buka Pintu Dialog
Meskipun situasi semakin pelik, Aprilia menunjukkan gestur damai dengan menyambut Martin kembali ke sesi latihan di Barcelona. Unggahan media sosial resmi tim bertuliskan “Welcome Back Jorge” dianggap sebagian sebagai langkah menjaga hubungan.
Namun, analis MotoGP seperti Sylvain Guintoli menilai langkah Aprilia ini lebih kepada diplomasi media daripada tanda damai sebenarnya. Ia menyebut jika konflik dibiarkan tanpa penyelesaian jelas, maka akan memperburuk citra Martin di mata publik dan calon tim masa depan.
Reputasi Taruhannya, Bukan Hanya Kontrak
Dampak dari konflik ini bisa jauh lebih luas dari sekadar kontrak. Martin berisiko kehilangan kepercayaan sponsor dan tim lain yang sebelumnya tertarik merekrutnya. Ia juga bisa dianggap tidak profesional jika sampai kasus ini dibawa ke pengadilan olahraga.
Sementara itu, para penggemar terbelah. Ada yang membela Martin karena merasa Aprilia terlalu menekan. Namun tak sedikit yang menilai Martin terlalu terburu-buru mengambil keputusan keluar. Tagar #MartinVsAprilia bahkan sempat menduduki tren di media sosial selama dua hari terakhir.
Kini semua mata tertuju pada balapan di Jerman, di mana Martin direncanakan kembali tampil penuh. Ini akan menjadi ujian bukan hanya dari sisi performa, tetapi juga dari gestur profesionalitasnya terhadap tim.