Paris Saint-Germain (PSG) mencetak kemenangan spektakuler setelah membungkam Real Madrid dengan skor telak 4-0 dalam laga semifinal Piala Dunia Antarklub 2025 yang digelar di Stadion MetLife, New Jersey, Amerika Serikat. Pertandingan tersebut menjadi salah satu duel paling mencolok di turnamen, bukan hanya karena skor besar, tetapi juga akibat sorotan tajam publik terhadap keputusan-keputusan taktis pelatih Real Madrid, Xabi Alonso, yang dinilai kontroversial.
Dominasi PSG Sejak Awal Pertandingan
Sejak menit pertama, PSG tampil dominan, memegang kendali permainan dengan penguasaan bola mencapai 68 persen. Tim asuhan Luis Enrique memanfaatkan setiap celah di lini pertahanan Real Madrid yang terlihat rapuh dan kurang koordinasi. Ousmane Dembélé menjadi sosok penting di awal pertandingan dengan mencetak dua gol cepat, memanfaatkan kesalahan individu yang dilakukan Raul Asencio dan Antonio Rüdiger.
Serangan PSG terus mengalir tanpa henti. Statistik mencatat PSG melakukan lebih dari 600 umpan akurat, jauh mengungguli Real Madrid yang hanya mampu mencatat sekitar 250 umpan selama 90 menit. Keunggulan ini bukan hanya terlihat di papan skor, tetapi juga secara taktis, di mana PSG lebih disiplin menjaga posisi, cepat dalam transisi, dan efektif memanfaatkan peluang.
Xabi Alonso, pelatih muda Real Madrid, menjadi sorotan setelah mengambil risiko besar dengan memainkan skema 4-3-3 yang ofensif sejak awal laga. Ia menurunkan trio Vinícius Jr., Kylian Mbappé, dan Gonçalo Ramos di lini depan, sebuah langkah yang dianggap terlalu berani. Keputusan tersebut akhirnya dianggap bumerang karena Madrid sering kehilangan keseimbangan antara menyerang dan bertahan.
Luis Enrique Minta Alonso Tak Dihujat
Setelah pertandingan, Luis Enrique memberikan pembelaan terhadap rekan senegaranya, Xabi Alonso. Dalam konferensi pers, Enrique meminta media dan publik untuk tidak terlalu keras menghujat Alonso meski Madrid mengalami kekalahan telak. Menurut Enrique, kekalahan adalah bagian dari proses belajar bagi pelatih muda, dan tak sepatutnya Alonso menjadi sasaran kebencian semata.
“Saya tahu rasanya ketika Anda mengambil keputusan berani lalu hasilnya tidak seperti yang diharapkan. Xabi pelatih hebat, dia akan belajar banyak dari pertandingan ini. Jangan dihujat, beri dia waktu,” kata Enrique dengan nada serius.
Pernyataan Enrique mendapat apresiasi dari berbagai pihak, termasuk para analis sepak bola Spanyol, yang menilai Alonso memang tengah menghadapi fase belajar penting dalam karier kepelatihannya. Namun, tetap saja, banyak fans Real Madrid yang menumpahkan kekecewaan di media sosial, menuntut agar Alonso segera melakukan evaluasi besar, terutama di sektor pertahanan.
PSG Menuju Final, Madrid Punya Pekerjaan Rumah
Bagi PSG, kemenangan ini menjadi langkah besar menuju partai final Piala Dunia Antarklub, di mana mereka dijadwalkan menghadapi Chelsea. Banyak pihak memuji Enrique yang mampu membuat PSG tampil solid meskipun tanpa Kylian Mbappé tampil penuh di laga ini. Skuad PSG seolah membuktikan bahwa mereka mampu tampil luar biasa meski tanpa sepenuhnya bergantung pada bintang asal Prancis tersebut.
Sebaliknya, Real Madrid kini menghadapi tekanan besar untuk memperbaiki performa. Kritikan bukan hanya datang karena hasil buruk di semifinal, tetapi juga terkait strategi Alonso yang dianggap terlalu naif untuk menghadapi tim sekaliber PSG. Banyak pengamat menilai Madrid perlu melakukan evaluasi menyeluruh, termasuk dalam hal rekrutmen pemain bertahan, demi menghadapi musim depan dengan lebih siap.
Baca Juga : Chelsea Dibully, Balas dengan Hantam Dua Klub Brasil di Piala Dunia Antarklub
Meski kalah telak, beberapa pemain Madrid seperti Vinícius Jr. tetap menunjukkan determinasi tinggi, berulang kali mencoba membongkar pertahanan PSG meski minim dukungan dari lini tengah. Hal ini menjadi salah satu modal positif yang bisa diambil Madrid dari laga berat ini.
Kesimpulan, kemenangan 4-0 PSG atas Real Madrid menjadi salah satu hasil mengejutkan di Piala Dunia Antarklub 2025. Selain menegaskan dominasi PSG, pertandingan ini juga membuka diskusi panjang tentang taktik Xabi Alonso, sekaligus menampilkan sisi sportivitas Luis Enrique yang memilih membela kolega senegaranya di tengah badai kritik. Kini, PSG melangkah ke final dengan rasa percaya diri tinggi, sementara Madrid harus berbenah agar bisa bangkit di musim mendatang.