Sumardji Mundur Timnas setelah menyampaikan pengunduran diri dari posisi manajer tim nasional pada konferensi pers di Jakarta. Keputusan itu disebut berlaku untuk tim senior maupun kelompok umur, termasuk tim SEA Games yang baru ia dampingi. Langkah tersebut muncul usai kiprah Timnas U-22 di SEA Games 2025 Thailand tidak memenuhi target dan gagal menembus semifinal. Ia menilai beban manajer sangat besar karena harus mengurus banyak hal nonteknis yang langsung berdampak ke kesiapan tim.
Di hadapan publik, ia meminta maaf atas hasil yang mengecewakan dan menyerahkan penunjukan manajer berikutnya kepada Ketua Umum PSSI. Sumardji menegaskan ia tetap bekerja di federasi melalui perannya sebagai Ketua Badan Tim Nasional yang mengatur kebutuhan tim lintas level. Menurutnya, tugas BTN ke depan berat karena jadwal kompetisi padat dan butuh koordinasi detail ketat dari pemusatan latihan hingga logistik laga. Dengan langkah Sumardji Mundur Timnas, fokus diarahkan pada penataan manajemen agar agenda internasional 2026 bisa ditangani lebih konsisten.
Alasan Mundur dan Fokus ke BTN
Pengunduran diri itu disebut telah dipertimbangkan matang karena peran manajer menuntut keputusan cepat di luar lapangan, dari akomodasi, tiket perjalanan, hingga pencatatan administrasi pemain. Sumardji Mundur Timnas juga dipandang sebagai bentuk tanggung jawab setelah target di SEA Games tidak tercapai dan publik menuntut evaluasi menyeluruh dari federasi. Ia menekankan urusan prestasi tidak bisa dipisahkan dari hal kecil seperti disiplin jadwal, kondisi ruang ganti, serta respons saat tim berada dalam tekanan dan harus bermain tandang. PSSI kini menunggu langkah berikutnya, termasuk keputusan Ketua Umum Erick Thohir untuk menunjuk sosok baru yang dinilai tepat, rapi bekerja, dan kuat secara mental.
Meski melepas jabatan manajer, ia menegaskan tetap mengawal kebutuhan tim melalui BTN yang menangani program lintas usia, termasuk koordinasi kamp, venue latihan, dan perangkat pertandingan. Dengan posisi itu, Sumardji Mundur Timnas bukan berarti menjauh dari tim, melainkan memusatkan energi pada perencanaan, pengendalian anggaran, koordinasi staf, dan standar operasional yang seragam. Agenda 2026 diperkirakan padat, sehingga BTN dituntut mengatur pemusatan latihan, jadwal uji coba, sistem komunikasi darurat, serta kesiapan medis dan pemulihan pemain. PSSI juga diharapkan memperjelas garis komando agar keputusan nonteknis tidak mengganggu fokus pelatih, sekaligus menjaga layanan untuk tim junior berjalan tepat waktu di tengah padatnya kalender kompetisi dan perjalanan panjang.
Baca juga : Final Thailand Vietnam Warnai SEA Games 2025 Di Bangkok
Pengisian posisi manajer berikutnya menjadi pekerjaan mendesak karena tim nasional berjalan di banyak level dan tidak bisa menunggu terlalu lama setelah rangkaian SEA Games selesai. Tugas manajer mencakup pengaturan perjalanan, komunikasi dengan klub, pemenuhan kebutuhan pemain, pengurusan administrasi akreditasi, serta koordinasi dengan pelatih soal hal-hal nonteknis. Dalam turnamen singkat, detail kecil seperti keterlambatan logistik, miskomunikasi jadwal, atau penanganan cedera yang lambat bisa mengganggu fokus ruang ganti dan memicu masalah disiplin. Karena itu, PSSI diperkirakan mencari figur yang sanggup bekerja tenang, detail, berintegritas, dan mampu menjembatani kepentingan federasi, staf, serta pemain.
Momentum Sumardji Mundur Timnas juga membuka ruang evaluasi lebih luas tentang bagaimana federasi menilai target, mengukur kinerja, dan membagi beban kerja dalam satu tahun kompetisi. Publik menuntut transparansi program, mulai dari pemilihan skuad, kesiapan uji coba, hingga standar dukungan medis, nutrisi, pemulihan, dan analisis performa yang modern. Jika manajemen baru dibentuk dengan jelas, jalur komunikasi akan lebih singkat dan keputusan darurat dapat diambil tanpa menambah tekanan pada pelatih saat pertandingan krusial. Di sisi lain, BTN perlu memastikan transisi berjalan mulus agar agenda tim senior dan kelompok umur tetap terjaga, termasuk rencana pemusatan latihan, kalender pertandingan, dan koordinasi dengan operator liga, serta mekanisme evaluasi setelah setiap turnamen untuk perbaikan cepat berkelanjutan.


