Maverick Vinales menjalani musim 2025 MotoGP dengan hasil yang belum stabil. Meskipun demikian, pembalap Red Bull KTM Tech3 ini tetap memegang teguh ambisinya untuk mencatat sejarah: menjadi pembalap pertama yang menang dengan empat pabrikan berbeda.
Sejauh ini, Vinales telah menorehkan kemenangan bersama Suzuki, Yamaha, dan Aprilia. Targetnya kini adalah menambah satu kemenangan bersama KTM untuk menggenapi rekor tersebut.
Meski belum berhasil naik podium musim ini, semangat Vinales tidak kendur. Dalam wawancara terakhir, ia menegaskan, “Saya belum kehilangan keyakinan. Ketika waktunya tepat dan motornya siap, saya akan berada di posisi terdepan.”
Performa terbaiknya sejauh ini adalah finis keempat di Jerez dan sprint Mugello. Namun penalti tekanan ban membuat peluang podium di Qatar sirna. Tim Tech3 dan Vinales kini fokus memperbaiki setup dan konsistensi performa.
Perjalanan Karier Vinales dan Target Sejarah MotoGP
Vinales dikenal sebagai pembalap berbakat dengan gaya agresif namun teknikal. Kariernya dimulai bersama Suzuki, lalu memuncak saat membela Yamaha, sebelum mencoba peruntungan dengan Aprilia. Kini, bersama KTM Tech3, ia berada di ambang pencapaian yang belum pernah ditorehkan pembalap mana pun di era MotoGP modern.
Rekor menang bersama empat pabrikan hanya sedikit pembalap yang nyaris mencapainya. Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo, meski legendaris, tidak berhasil. Vinales memiliki peluang yang semakin nyata tergantung adaptasi dengan motor KTM dan kondisi persaingan.
Tantangan terbesarnya datang dari dominasi Marc Marquez bersama Ducati. Namun musim panjang dan segala kemungkinan bisa terjadi di lintasan balap. Vinales meyakini, selama tetap konsisten dan tim memberikan dukungan penuh, peluang mencetak sejarah akan datang.
Di luar performa pribadi, sorotan juga tertuju pada pengembangan motor KTM. Beberapa peningkatan aerodinamika dan elektronik disebut sudah terasa, walau masih butuh penyempurnaan. Ini jadi kunci penting agar Vinales bisa tampil maksimal.
Masyarakat MotoGP pun ikut memantau. Di berbagai forum, banyak yang menyebut ini musim terakhir bagi Vinales untuk menunjukkan kualitas sebenarnya. “Kalau bukan tahun ini, mungkin tidak akan ada lagi,” ujar salah satu fans di forum r/motogp.
Seiring dengan berkembangnya teknologi dalam MotoGP, peran data engineer dan analis juga semakin penting. Vinales mengakui bahwa ia bekerja lebih erat dengan tim teknis tahun ini untuk memahami karakteristik motor KTM secara mendalam. “Data tidak pernah berbohong. Kami melihat tren positif, terutama dalam sektor pengereman dan akselerasi,” jelasnya.
Tak hanya itu, Vinales juga rutin melakukan simulasi balap menggunakan perangkat VR dan data telemetry agar bisa menyesuaikan gaya balapnya dengan karakter motor. Usaha keras ini menunjukkan dedikasi penuh dari pembalap Spanyol itu untuk tidak hanya sekadar hadir di lintasan, tetapi untuk membuat sejarah yang berarti di MotoGP.
Vinales berada di titik kritis kariernya. Meski belum menunjukkan hasil memuaskan musim ini, motivasi untuk mencetak sejarah tetap kuat. Bila sukses menang dengan KTM, ia akan masuk jajaran elite MotoGP dengan rekor unik yang belum pernah dicapai pembalap mana pun. Dan itu bisa jadi cerita besar MotoGP 2025.