facebook akses galeri, facebook android, privasi pengguna facebook, meta akses foto, keamanan digital facebook

Facebook Uji Fitur Akses Galeri Foto, Picu Kekhawatiran Privasi Pengguna

Meta, induk perusahaan dari Facebook, kembali mengundang kontroversi. Kali ini, pengguna aplikasi Facebook di perangkat Android dan iOS melaporkan munculnya notifikasi yang meminta izin untuk mengakses seluruh galeri foto pribadi mereka. Fitur ini disebut sebagai bagian dari program “Memories” dan “Photo Sharing Experience”, namun publik menanggapi dengan skeptis dan kekhawatiran.

Pengguna dari berbagai negara, termasuk Indonesia, mengunggah tangkapan layar notifikasi Facebook yang meminta akses terhadap foto-foto pribadi. Dalam notifikasi tersebut, Facebook menjanjikan pengalaman berbagi foto yang lebih personal dan sesuai kenangan pengguna. Namun, permintaan akses ke seluruh galeri pribadi bahkan foto yang tidak pernah diunggah menjadi perhatian utama dari sisi privasi.

Alasan di Balik Akses Galeri Facebook

Menurut pernyataan resmi Meta, fitur ini bertujuan untuk:

  1. Meningkatkan fitur kenangan (Memories)
    Facebook berencana menyempurnakan fitur “On This Day” atau “Kenangan” dengan menampilkan momen pribadi dari galeri pengguna.
  2. Penggunaan AI untuk kurasi foto
    Meta menggunakan kecerdasan buatan untuk menyusun koleksi foto yang bisa diunggah atau dibagikan otomatis, berdasarkan waktu dan lokasi pengambilan gambar.
  3. Peningkatan pengalaman berbagi
    Akses galeri diklaim memungkinkan pengguna membagikan momen tanpa harus mencari secara manual.

Namun, pernyataan tersebut tidak cukup untuk meredam kritik yang mengalir deras, terutama dari komunitas digital privacy dan cybersecurity.

Kekhawatiran Privasi Meningkat

Permintaan akses langsung ke seluruh galeri tanpa penjelasan teknis mendetail membuat banyak pakar keamanan digital bersuara. Menurut pakar privasi digital dari Internet Society Indonesia, Dr. Rizal Mustofa:

“Permintaan ini berisiko tinggi karena foto pribadi bisa mengandung metadata sensitif, seperti lokasi GPS, tanggal, dan informasi wajah. Jika dikompromikan, ini bisa disalahgunakan untuk pelacakan atau profiling.”

Sementara itu, banyak netizen menilai bahwa Facebook belum menunjukkan rekam jejak yang memadai dalam menjaga privasi. Skandal Cambridge Analytica dan pelanggaran data sebelumnya masih melekat kuat dalam ingatan publik.

Pengaturan Izin Diperketat

Pengguna yang tidak nyaman disarankan untuk:

  • Memastikan izin galeri tidak diberikan kepada Facebook di pengaturan perangkat mereka.
  • Mematikan fitur auto-sync foto ke cloud atau aplikasi sosial media.
  • Memantau perubahan terbaru pada pengaturan privasi aplikasi.

Bagi pengguna Android, Anda bisa membuka:
Settings > Apps > Facebook > Permissions > Photos, lalu ubah menjadi “Deny”.

Sementara di iOS:
Settings > Facebook > Photos > None agar aplikasi tidak memiliki akses.

Reaksi Komunitas Global

Tagar seperti #FacebookPrivacy dan #StopPhotoAccess mulai trending di X (sebelumnya Twitter) dan Reddit. Banyak pengguna menyatakan ketidaksetujuan dan meminta Meta untuk lebih transparan serta memberikan opsi granular, seperti hanya mengakses foto yang dipilih secara manual.

Tanggapan Meta

Meta menjelaskan bahwa tidak ada foto yang akan diunggah atau dianalisis tanpa persetujuan eksplisit pengguna. Namun, banyak pihak menilai pendekatan Meta kali ini bersifat “opt-out” alias pengguna harus aktif menolak, bukan “opt-in” yang mengharuskan persetujuan terlebih dahulu.

Isu ini menjadi pengingat bahwa pengguna harus lebih sadar terhadap aplikasi yang meminta akses data pribadi. Termasuk aplikasi besar seperti Facebook yang telah lama menjadi bagian dari kehidupan digital kita.

Sampai artikel ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Indonesia terkait fitur ini.

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *